
Mesin Kepanasan, Roket NASA Batal Berangkat ke Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerbangan misi Artemis 1 ditunda. Kesalahan pada sistem pendinginan mesin memaksa NASA pada Senin (29/8), untuk menunda setidaknya empat hari peluncuran uji debutnya.
Roket baru yang digunakan untuk misi Artemis 1 rencananya akan digunakan untuk penerbangan astronaut kembali ke bulan, setelah lebih dari 50 tahun setelah misi bulan terakhir, Apollo.
Badan antariksa itu menolak untuk menetapkan kerangka waktu untuk mencoba kembali peluncuran misi Artemis 1. Namun, upaya peluncuran kedua masih dimungkinkan digelar pada Jumat (30/8), tergantung pada hasil analisis data lebih lanjut, kata pejabat senior NASA dalam jumpa pers.
"Jika para insinyur dapat menyelesaikan masalah di landasan peluncuran dalam 48 hingga 72 jam ke depan, Jumat pasti diluncurkan," kata Michael Sarafin, Manajer Misi Artemis NASA, dikutip dari Reuters, Selasa (30/8/2022).
Perjalanan ini akan menjadi yang pertama bagi roket Space Launch Vehicle (SLS) dan kapsul Orion. Misi ini juga menandai awal dari program Artemis bulan-ke-Mars NASA yang sangat dibanggakan, ia menjadi penerus misi bulan Apollo tahun 1960-an dan 70-an.
Misi Artemis 1 ini menjalankan uji terbang kapsul Orion selama enam minggu tanpa awak di sekitar bulan dan kembali ke Bumi untuk pendaratan di Pasifik.
Kerusakan roket muncul di tangki bahan bakar yang sedang diisi dengan oksigen cair super-dingin dan propelan hidrogen di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida.
Tim peluncuran telah memulai proses "pengkondisian" untuk mendinginkan empat mesin SLS utama, tetapi satu mesin gagal mencapai suhu yang diharapkan. Penerbangan pun harus dibatalkan dua menit setelah waktu peluncuran yang ditargetkan.
Penundaan peluncuran menjadi hal yang biasa dalam bisnis luar angkasa, dan kegagalan kali ini bukan indikasi dari kemunduran besar bagi NASA atau kontraktor utamanya, Boeing Co untuk SLS dan Lockheed Martin Corp untuk Orion.
"Kami tidak meluncurkan sampai semuanya benar," kata kepala NASA Bill Nelson dalam sebuah wawancara webcast setelah lepas landas gagal.
"Ini adalah mesin yang sangat rumit, sistem yang sangat rumit, dan semua itu harus bekerja. Dan Anda tidak ingin menyalakan lilin sampai siap digunakan." imbuhnya.
Namun, penundaan itu mengecewakan ribuan penonton yang sudah berkumpul di pantai sekitar Cape Canaveral, dengan siap membawa teropong di tangan. Wakil Presiden Kamala Harris baru saja tiba di pusat ruang angkasa, bergabung dengan kerumunan tamu undangan yang menghadiri acara tersebut.
Pelayaran ini dimaksudkan untuk menempatkan kendaraan seberat 5,75 juta ton melalui langkahnya dalam penerbangan demonstrasi yang ketat, mendorong batas desainnya, sebelum NASA menganggapnya cukup andal untuk membawa astronot dalam penerbangan berikutnya yang ditargetkan untuk tahun 2024.
Dianggap sebagai roket paling kuat dan kompleks di dunia, SLS mewakili sistem peluncuran vertikal baru terbesar yang telah dibangun badan antariksa AS sejak roket Saturn V diterbangkan selama Apollo.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Misi Artemis, Rencana NASA 'Menduduki' Bulan