Xi Jinping-Biden Tak Akur, Microsoft-TikTok Bergandengan

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft dan induk perusahaan Tiktok, Bytedance bekerja sama dalam sebuah proyek kecerdasan buatan. Ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) dan China kerap tak akur atas semua hal termasuk teknologi.
Proyek bernama KubeRay, Microsoft dan Bytedance bekerja sama pada perangkat lunak untuk membantu perusahaan menjalankan aplikasi AI dengan efisien, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (29/8/2022).
Jiaxin Shan, insinyur dari Bytedance dan Ali Kanso dari Microsoft hadir dalam Ray Summit di San Fransisco. Keduanya memberikan pemaparan terkait ilmuwan data, pakar pembelajaran mesin dan pengembang lain yang terkait membangun aplikasi besar dengan perangkat lunak sumber terbuka yang disebut Ray.
Shan dan Kanso menjelaskan detail teknis di balik KubeRay. Software itu membantu untuk mendukung aplikasi AI yang berjalan di banyak komputer atau komputasi terdistribusi.
"Jiaxin dan saya bekerja selama setahun di proyek open source dan inilah indahnya pertemuan komunitas seperti ini," kata Kanso.
"Kami tidak berada di perusahaan yang sama, namun bertemu setiap minggu, kami berkolaborasi setiap minggu".
Microsoft dan Bytedance diketahui memang sudah lama berinvestasi untuk AI. Misalnya saja Microsoft mengelola laboratorium pada peneliti AI di China, untuk membantu memanfaatkan bakat akademis di negara itu.
Pengguna Tiktok yang meledak dalam beberapa tahun terakhir juga membuat Bytedance terjun lebih dalam ke berbagai proyek sumber terbuka (open source) AI. Salah satunya pada 2020, Bytedance memulai debut dengan perangkat lunak NeuroST untuk menerjemahkan ucapan didukung AI. Bytedance juga meluncurkan perangkat lunak perusahaan sumber terbuka CloudWeGo.
Sementara itu, AS yang dipimpin Presiden Joe Biden dan China yang dipimpin Perdana Menteri Xi Jinping memang terlihat berusaha untuk saling mengungguli satu sama lain. Termasuk berkompetisi terkait AI dan kekayaan intelektual.
Di sisi lain, dua negara tersebut juga khawatir kemajuan teknologi bisa digunakan untuk pengawasan dan mengganggu privasi. Terbaru, AS menyiapkan dana triliunan rupiah untuk mendorong pembangunan pabrik semikonduktor yang selama ini dibuat di China.
[Gambas:Video CNBC]