Jangan Sombong! Ini Bukti Bumi Cuma Butiran Debu di Angkasa

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
29 August 2022 09:25
Italia dan Pulau Sisilia (9/6/2019). (Johnson/Nasa)

Stasiun Luar Angkasa Internasional sedang mengorbit 255 mil di atas Laut Mediterania ketika seorang awak Ekspedisi 59 yang mencari di barat laut mengambil foto Italia dan pulau Sisilia ini.
Foto: Italia dan Pulau Sisilia (9/6/2019). (Johnson/Nasa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak terhitung seberapa luasnya alam semesta ini. Saking luasnya membuat objek berukuran diameter ratusan ribu kilometer pun tampak seperti butiran debu, seperti Bumi misalnya.

Menurut Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Bumi memiliki jari-jari di khatulistiwa 6.378 km. Sementara itu, jari-jari antarkutub mencapai 6.356 km. Dan satu-satunya planet yang bisa dihuni manusia ini memiliki diameter sekitar 12.742 km.

Namun, Bumi jauh lebih kecil daripada planet lainnya. Jika dibandingkan dengan Jupiter, lebih dari 1.300 Bumi bisa muat di dalamnya. Sebab planet ini memiliki diameter 139.820 km.

Jika dirasa Jupiter sudah cukup besar, tengok Matahari. Pusat dari sistem tata surya ini memiliki diameter 1,392 juta km. Sebagai perbandingan, lebih dari 1 juta Bumi bisa dimasukkan ke dalam bintang tersebut.

Namun ternyata, besar Matahari hanya rata-rata dibandingkan dengan bintang lain. Betelgeuse, raksasa merah, sekitar 700 kali lebih besar dari Matahari dan sekitar 14.000 kali lebih terang.

"Kami telah menemukan bintang-bintang yang berdiameter 100 kali lebih besar dari matahari kita. Sungguh, bintang-bintang itu sangat besar," kata NASA dikutip dari Space, Senin (29/8/2022). "Kami juga telah melihat bintang yang hanya sepersepuluh ukuran matahari kita."

Matahari diklasifikasikan sebagai bintang deret utama tipe-G, atau bintang katai G, atau lebih tepatnya, katai kuning. Sebenarnya, Matahari seperti bintang tipe G lainnya yakni berwarna putih, tetapi tampak kuning karena bias atmosfer Bumi.

Bintang umumnya bertambah besar seiring bertambahnya usia. Dalam sekitar 5 miliar tahun, para ilmuwan memperkirakan semua hidrogen di pusat Matahari habis.

Matahari akan membusung menjadi raksasa merah dan mengembang melewati orbit planet-planet dalam, termasuk Bumi. Helium matahari akan menjadi cukup panas untuk terbakar menjadi karbon, dan karbon akan bergabung dengan helium untuk membentuk oksigen. Unsur-unsur ini akan berkumpul di pusat Matahari.

Kemudian, Matahari akan melepaskan lapisan luarnya, membentuk nebula planet dan meninggalkan inti mati yang sebagian besar terdiri dari karbon dan oksigen - bintang katai putih yang sangat padat dan panas, seukuran Bumi.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Tembok China, 5 Struktur Ini Terlihat dari Antariksa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular