Ada Apa China? Usai Covid-19, Kini Muncul Langya Henipavirus

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Kamis, 18/08/2022 11:15 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah tiga tahun lalu menemukan virus penyebab Covid-19, China kembali mendeteksi adanya virus baru yang menyebar di negaranya. Kali ini adalah jenis baru Henipavirus atau bernama Langya Henipavirus (LayV).

Virus ini berasal dari hewan dan dapat menginfeksi manusia. Global Times melaporkan virus ditemukan dalam sampel usap tenggorokan pasien demam di China Timur. Dia disebut memiliki riwayat kontak dengan hewan sebelumnya.

Henipavirus jenis baru ini dikaitkan dengan beberapa kasus demam. Orang yang terinfeksi dilaporkan memiliki gejala demam, kelelahan, batuk, anoreksia, mialgia dan mual.


Temuan awal pada 35 kasus di provinsi Shandong dan Henan, 26 orang diantaranya memiliki gejala demam. Namun ada juga gejala lekas marah, batuk, anoreksia, mialgia, mual, sakit kepala dan muntah.

Hingga saat ini belum ada vaksin maupun pengobatan untuk Henipavirus. Satu-satunya adalah perawatan suportif untuk menyembuhkan gejala komplikasi.

Wang Linfa, seorang Profesor di Program Penyakit Menular yang Muncul di Duke-NUS Medical School mengatakan kasus terkait virus sejauh ini tidak berakibat fatal atau sangat serius. Jadi menurutnya tidak perlu panik.

Menurutnya virus masih perlu diwaspadai, sebab banyak virus yang ada di alam memiliki hasil yang tidak terduga ketika menginfeksi manusia.

Sementara itu ditemui beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya sedang mempelajari terkait kemunculan Langya. Karena virus tersebut baru muncul.

"Virus yang dari China, kita sedang pelajari karena baru keluar ya, dan belum masuk Variants Under Monitoring WHO," jelasnya.

Langya belum masuk dalam Variants Under Monitoring WHO. Artinya virus Henipavirus tersebut masih sangat baru.

"Kan kalau masuk jadi Variants Under Monitoring, kemudian masuk Variants of Interest, dan kemudian baru Variants of Concern. Nah sekarang ini belum masuk Variants Under Monitoring, jadi masih sangat dini," kata Budi.


(npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center