Lebih Banyak Mana, Pemilik Kripto RI Atau Penduduk Jakarta?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
15 August 2022 15:20
Sejumlah stasiun kereta rel listrik (KRL) Commuter Line tampak ramai dengan penumpang seiring penerapan 100 persen kapasitas dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 di Jakarta. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia.com, Rabu (5/12) pukul 18.00 WIB, KRL jurusan TNn Abang-Serpong maupun Tn Abang-Bogor terisi hampir penuh ketika tiba di Stasiun Tn Abang. Dengan kapasitas gerbong yang kini dapat menampung hingga 100 persen, warga tampak berdiri berdesakan saat menunggu kereta. Pengguna KRL sulit menjaga. Beberapa calon penumpang yang mendapati KRL yang datang sudah penuh, tampak ragu-ragu untuk naik. Sebagian akhirnya memutuskan menunggu kereta berikutnya. Seperti diketahui Jakarta PPKM level 2 berlaku mulai hari ini (4/1). Pemerintah kembali memperpanjang aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Bali selama 2 pekan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Penumpang KRL di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (5/1/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Data dari Triple A menunjukkan hampir 4,5% warga Indonesia merupakan pengguna kripto. Tepatnya adalah 12.237.009 pengguna, atau melampaui populasi DKI Jakarta yang mencapai 10,6 juta orang.

Jumlah itu memang masih jauh dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS) yang menjadi pengguna terbanyak kripto berjumlah 46 juta. Vietnam juga jadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang masuk dalam 5 besar negara terbanyak pengguna kripto yakni 20 juta.

Sementara itu, Indonesia berada di urutan 9 di atas Afrika Selatan (7,7 juta pengguna). Tentu ini relatif terhadap posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk paling banyak keempat di dunia.

Populasi pengguna di negara lainnya, seperti Fillipina dan Thailand, sebetulnya lebih dominan yaitu masing-masing 6,4% dan 6,13%. Di Vietnam, pengguna kripto mencapai 20% dari populasi.

Menurut data tersebut, penggunaan kripto di Indonesia terus meningkat. Tahun 2020 sebanyak 2,7% melonjak hampir dua kali lipatnya 4,5% atau bertambah 5 juta pengguna.

Sementara itu, data yang sama menunjukkan berdasarkan demografis pada 2021 lalu kebanyakan pengguna kripto adalah pria. Jumlahnya adalah sebanyak 51%, berbeda tipis dengan wanita 49%, dikutip Senin (15/8/2022).

Mayoritas pemegang kripto adalah berusia muda di kelompok umur 18-44 tahun sebanyak 78%. Sedangkan masyarakat berusia 45 tahun ke atas hanya 4% saja.

Data Bappebti menyebutkan per Juli 2021 transaksi investasi kripto mencapai Rp 478,5 triliun. Jumlah tersebut disebut meningkat hingga lima kali lipat.

Sementara, rata-rata nilai transaksi pasar kripto di Indonesia telah mencapai Rp 1,7 triliun per hari.

Popularitas kripto di dalam negeri juga tercatat terus meningkat. Pada Maret lalu disebutkan kripto menjadi semakin mainstream dan membuat startup industri tersebut mengincar Indonesia jadi pasar utama layanannya.

Sedangkan pada Juni lalu, disebutkan Indonesia berinisiatif jadi pusat kripto Asia. Kepemilikan kripto di dalam negeri meningkat juga disebut karena upaya dari banyak pihak mulai pemerintah, industri swasta, dan komunitas kripto.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Kripto Mania, Bursa Kripto Meluncur di 2023!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular