Huawei Dikepung Banyak Masalah, Ini Buktinya!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 15/08/2022 12:25 WIB
Foto: Huawei (REUTERS/Rodrigo Garrido)

Jakarta, CNBC Indonesia - Huawei mencatatkan penurunan laba bersih pada semester pertama. Bukan hanya pembatasan teknologi oleh Amerika Serikat, bisnis perusahaan juga terganggu akibat permintaan yang melemah karena keadaan ekonomi yang sulit.

Capaian ini paling parah terjadi pada awal tahun sejak Januari hingga Maret lalu. Pendapatan raksasa teknologi China itu merosot 5,9% dari tahun ke tahun menjadi 301,6 miliar yuan (Rp 657 triliun).

"Sementara bisnis perangkat kami sangat terpengaruh, bisnis infrastruktur TIK kami mempertahankan pertumbuhan yang stabil," jelas rotating chairman Huawei, Ken Hu, dikutip dari Reuters, Senin (15/8/2022).


Sementara itu Reuters mencatat margin laba perusahaan menjadi 5% dengan laba bersih 15,08 miliar yuan (Rp 32,8 triliun). Ini mengalami penurunan dari paruh pertama 2021 yakni 31,39 miliar yuan (Rp 68,3 triliun).

Selain itu, juru bicara perusahaan mengatakan bisnis perusahaan untuk penjualan smartphone dan laptop juga terganggu karena Covid-19 dan juga tantangan dari rantai pasokan.

Pendapatan pada bisnis itu juga mengalami penurunan menjadi 101,3 miliar yuan. Sedangkan operator dan bisnis enterprise mengalami pertumbuhan.

Bulan lalu, Counterpoint Research mencatat penjualan pada kuartal kedua di industri smartphone China merosot 14,2% dari tahun ke tahun. Volumenya juga mencapai level terendah dalam satu dekade.

Sejak tahun 2019, Huawei masih bertengger dalam daftar hitam AS. Ini membuat perusahaan tidak bisa mengakses teknologi penting dari AS dan mengganggu kemampuannya merancang chip serta komponen sumber dari vendor luar. Larangan itu menghancurkan bisnis handset Huawei yang sempat mendominasi pasar.

Saat ini, Huawei diketahui membangun lini bisnis baru, termasuk komponen mobil pintar dan sistem efisiensi energi. Perusahaan juga meluncurkan sistem operasi sendiri Harmony yang digunakan pada 300 juta perangkat Huawei.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center