Guo Ping: Huawei Dukung Pembangunan TIK di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi asal China Huawei berhasil membukukan pendapatan sebesar CNY 636,8 miliar pada 2021, dengan laba bersih CNY 113,7 miliar atau meningkat 75,9% dibandingkan 2020 (year on year/yoy)
Sementara itu, pengeluaran untuk R&D mencapai CNY142,7 miliar pada 2021, mewakili 22,4% dari total pendapatannya. Adapun ini menjadikan total pengeluaran penelitian dan pengembangan Huawei selama 10 tahun terakhir lebih dari CNY 845 miliar.
CFO Huawei Meng Wanzhou meski terjadi penurunan pendapatan pada 2021, Huawei mampu meningkatkan arus kas. Ini berarti Huawei mampu dalam menghadapi ketidakpastian akibat pandemi.
"Berkat peningkatan profitabilitas bisnis utamanya, arus kas perusahaan dari aktivitas operasi meningkat secara signifikan pada 2021, sebesar CNY 59,7 miliar. Rasio kewajibannya juga turun menjadi 57,8%, dan struktur keuangannya secara keseluruhan menjadi lebih tangguh sekaligus fleksibel," kata dia dalam keterangannya, Selasa (29/3/2022).
Hal yang sama juga diungkapkan Rotating Chairman Huawei Guo Ping. Menurut dia secara keseluruhan, kinerja perusahaan sesuai dengan prediksi.
![]() Dok. Huawei |
"Bisnis operator kami tetap stabil, bisnis perusahaan kami mengalami pertumbuhan yang mantap, dan bisnis konsumen kami tumbuh pesat dalam wilayah-wilayah baru. Selain itu, kami menempuh jalur cepat bagi pengembangan ekosistem," kata dia.
Diketahui pada 2021, bisnis operator Huawei telah menghasilkan pendapatan sebesar CNY 281,5 miliar dan membantu operator di dunia menerapkan jaringan 5G. Menurut dia, jaringan 5G yang dibangun Huawei untuk para pelanggan di 13 negara, termasuk Swiss, Jerman, Finlandia, Belanda, Korea Selatan, dan Arab Saudi, telah memberikan pengalaman terbaik bagi para pengguna.
Adapun dengan bekerja sama dengan para operator dan mitra, Huawei telah menandatangani lebih dari 3.000 kontrak komersial untuk aplikasi industri 5G. Aplikasi 5G saat ini telah digunakan untuk sektor-sektor seperti manufaktur, pertambangan, pabrik besi dan baja, pelabuhan, dan rumah sakit.
Lebih lanjut, Guo mengungkapkan, bisnis konsumen Huawei memusatkan perhatian pada keinginan dan kebutuhan konsumen. Kemudian membangun ekosistem global untuk era serba terhubung sebagai bagian dari strategi Seamless AI Life perusahaan bagi konsumen di dunia.
Bisnis ini telah membukukan pendapatan sebesar CNY 243,4 miliar pada 2021 dan mengalami pertumbuhan penjualan yang stabil pada wearables, layar pintar, true wireless earbud stereo (TWS), dan Layanan Seluler Huawei (HMS). Secara khusus, segmen smart wearable dan smart screen mengalami pertumbuhan lebih dari 30% dari tahun ke tahun.
Sementara secara total, HarmonyOS telah digunakan di lebih dari 220 juta perangkat Huawei pada 2021. Sehingga ini menjadikan sistem operasi perangkat seluler dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Selama setahun terakhir, ungkap dia, Huawei fokus membangun ekosistem openEuler, MindSpore, dan HarmonyOS berdasarkan prinsip kolaborasi terbuka dan pertumbuhan bersama. Adapun saat ini lebih dari delapan juta pengembang menggunakan platform terbuka, perangkat lunak dengan open source, dan alat pengembangan Huawei untuk mengeksplorasi skenario bisnis dan model bisnis baru.
"Ke depan, Huawei akan terus memacu digitalisasi, transformasi yang cerdas, dan rendah karbon. Mengandalkan talenta, riset ilmiah, dan semangat inovasi, kami akan terus meningkatkan investasi untuk membentuk kembali paradigma kami bagi teori fundamental, arsitektur, dan perangkat lunak, dan membangun daya saing jangka panjang kami," tegas Guo.
Komitmen Huawei di RI dan Asia Tenggara
Guo mengatakan momentum transformasi digital di Asia Tenggara sangatlah kuat. Menurut Laporan Ekonomi Digital Asia Tenggara 2021, nilai pasar ekonomi digital diperkirakan akan mencapai US$ 1 triliun pada 2030.
"Melalui investasi dan inovasi berkelanjutan dalam konektivitas, komputasi, dan perangkat, Huawei akan membantu negara-negara Asia Tenggara memanfaatkan peluang pengembangan industri digital dengan memanfaatkan teknologi seperti 5G, AI, dan komputasi awan. Huawei berpedoman pada prinsip 'di Asia Pasifik, untuk Asia Pasifik' dan mendukung Asia Pasifik sebagai kontributor utama untuk mewujudkan visi digitalnya," jelasnya.
Sementara, menurut Guo, Indonesia merupakan ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN. Dirinya sangat terkesan dan mengapresiasi bahwa tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Kantor Pusat Huawei.
"Kami berdiskusi secara mendalam peluang infrastruktur TIK, transformasi digital, jaringan 5G, Cloud dan pembangunan Ibu Kota Negara baru. Indonesia memiliki potensi unik untuk pengembangan industri teknologi tinggi," tukasnya.
Dia menambahkan, Huawei akan mendukung penuh pembangunan infrastruktur TIK dan transformasi digital Indonesia, khususnya infrastruktur 5G dan cloud, serta kota pintar di ibukota baru. Pada tahun 2021, lanjutnya, Huawei juga menyediakan jaringan 4G pertama untuk satu juta penduduk desa di wilayah terpencil Papua Barat.
"Huawei juga terus memupuk talenta digital untuk kawasan Asia Pasifik. Untuk kawasan Asia-Pasifik, Huawei akan menginvestasikan US$50 juta untuk pengembangan 500.000 talenta digital selama lima tahun ke depan. Di Indonesia, Huawei menargetkan melatih 100.000 talenta lokal dan 1.000 instruktur TIK dalam waktu lima tahun. Dalam dua tahun terakhir, kami telah mencapai lebih setengah dari tujuan kami melalui kemitraan pelatihan seperti ASEAN Academy," tutur Guo.
CEO of Huawei Indonesia Jacky Chen juga mengatakan Huawei akan melakukan upaya untuk mendukung Indonesia dalam mencapai visi nasional dalam digitalisasi.
"Pendidikan talenta TIK merupakan salah satu faktor utama. Kami akan menggunakan keahlian kami dalam teknologi terdepan untuk mengembangkan ekosistem lokal berteknologi tinggi menuju Indonesia yang sepenuhnya terhubung, berorientasi 5G, lebih cerdas, digital dan hijau," pungkasnya.
![]() Dok. Huawei |
[Gambas:Video CNBC]
Dijegal Trump & Biden, Begini Kondisi Terbaru Huawei
(rah/rah)