Bos BI Ungkap Bukti Terbaru 'Kiamat ATM', Siap-siap Ya

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Minggu, 14/08/2022 18:00 WIB
Foto: foto/ ATM BCA

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas masyarakatke sektor digital semakin meningkat, termasuk diantaranya adalah layanan digital perbankan. Hal ini tentunya turut mengancam keberadaan ATM.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan layanan perbankan digital kemungkinan akan naik di tahun ini. "Seluruh layanan perbankan secara digital tahun ini diperkirakan naik menjadi Rp 51.000 triliun," ujarnya dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Fekdi) 2022 yang berlangsung di Bali beberapa waktu lalu.

Tercatat transaksi e-commerce di tahun ini melonjak 31% menjadi Rp 536 triliun. Hal serupa juga terjadi pada uang elektronik yang diperkirakan mencapai Rp 360 triliun atau naik 18%.


Bahkan menurut Perry, ekonomi digital merupakan penyelamat Indonesia sehingga dapat keluar dari krisis ekonomi dari pandemi Covid-19. "Dengan sinergi dan kolaborasi erat, Indonesia selamat dari Covid-19 dan sangat didukung cepatnya ekonomi keuangan digital Indonesia," jelas Perry.

Data BI pada Mei 2022 lalu mengungkapkan nilai transaksi uang elektronik tumbuh 35,25% secara year-on-year (yoy) atau mencapai Rp 32 triliun. Sementara itu nilai transaksi digital banking meningkat 20,82% (yoy) menjadi Rp 3.766,7 triliun.

Nilai transaksi dengan ATM, kartu debit, dan kartu kredit tetap mencatatkan peningkatan. Namun hanya sebesar 5,43% menjadi Rp 630,9 triliun.

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter juga terus mendukung upaya sistem pembayaran digitalisasi. Tahun lalu, lembaga tersebut telah meluncurkan digitalisasi pembayaran jalan tol dan transaksi ritel.

Jauh sebelum Indonesia masuk ke era pandemi, Perry mengatakan BI telah meluncurkan blue print digitalisasi sistem pembayaran pada Mei 2019. "Dalam lima tahun kita digitalkan sistem pembayaran, karena tidak ada transaksi ekonomi dan keuangan yang tidak melalui sistem pembayaran," kata dia.


(npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Fintech Canggih & Penipuan Kian Pintar, Siapa Lebih Siap?