Vaksin Booster Covid Astrazeneca vs Pfizer, Mana Lebih Baik?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
11 August 2022 07:20
Pengunjung mall mengantri untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga covid-19 di mall Bale Kota Tangerang, Banten, Selasa 19/07. Pemerintah resmi memberlakukan wajib vaksin booster atau dosis ketiga untuk masuk mal atau area publik lainnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengunjung mall mengantri untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga covid-19 di mall Bale Kota Tangerang, Banten, Selasa 19/07. Pemerintah resmi memberlakukan wajib vaksin booster atau dosis ketiga untuk masuk mal atau area publik lainnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia telah menjalankan program vaksinasi booster dengan menggunakan 6 jenis vaksin. Di antaranya adalah AstraZeneca dan Pfizer, sebuah penelitian berusaha mengungkapkan vaksin yang lebih baik untuk dosis penguat.

Penelitian di Brasil menemukan mereka yang mendapatkan dua dosis awal Sinovac dan mendapatkan booster dari vaksin platform vektor dan mRNA dapat melawan varian Omicron dan Delta.

"Studi ini memberikan pilihan penting bagi pembuat kebijakan di banyak negara tempat vaksin menggunakan virus tidak aktif [Sinovac dan Sinopharm] telah digunakan," kata pemimpin studi, Andrew Pollard yang juga direktur Oxford Vaccine Group seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/8/2022).

Sebagai informasi, vaksin platform vektor digunakan pada AstraZeneca dan Johnson & Johnson. Sementara itu, Pfizer dan Moderna untuk vaksin mRNA.

Vaksin dengan vektor virus menggunakan versi lebih lemah dari virus lain untuk mengirimkan instruksi genetik. ini bertujuan agar membuat protein dari virus yang perlindungannya dicari.

Sedangkan vaksin mRNA akan mengirimkan transkrip genetik dengan instruksi membuat protein virus. Dengan begitu dapat mengajari tubuh penerima vaksin untuk bertahan melawan infeksi.

Penelitian tersebut juga meneliti terkait pemberian dosis ketiga menggunakan Sinovac. Hasilnya akan lebih baik jika dua dosis Sinovac dikombinasikan dengan jenis vaksin lain sebagai dosis booster.

Penelitian itu dilakukan di Brasil dan Universitas Oxford. Tim peneliti melibatkan 1.240 sukarelawan dari kota Sao Paulo dan Salvador di Brasil untuk studi tersebut.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning Bos Pfizer buat Orang yang Sudah Vaksin Penuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular