
Bandar Kripto Ini Tawari Hacker Uang Tunai Rp 258 M, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan kripto Nomad menjanjikan uang hingga 10% untuk para peretas mengambil dana pengguna yang dicuri maling online. Setelah mereka kehilangan US$190 juta dalam eksploitasi keamanan.
Artinya, hacker maling yang mengembalikan dana atau hacker yang berhasil mengambil kembali uang dari maling akan dijanjikan hadiah US$19 juta atau setara Rp 285 miliar (asumsi Rp 15.000/US$).
"Bounty itu untuk mereka yang maju sekarang dan mereka yang telah mengembalikan dana," kata Nomad, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (8/8/2022).
Nomad mengatakan tidak akan mengambil tindakan hukum bagi peretas yang mengembalikan 90% dari aset yang diambil. Menurut perusahaan, mereka akan dianggap sebagai peretas topi putih atau white hat yakni seperti peretas etis dalam dunia keamanan siber.
Pengumuman itu terjadi setelah adanya kerentanan dalam kode Nomad, memungkinkan peretas mendapatkan token senilai US$190 juta. Pengguna bisa memasukkan nilai apapun dalam sistem dan menarik dana, bahkan jika tidak ada cukup aset yang tersedia dalam deposit.
Sifat bug itu artinya pengguna tidak perlu keterampilan pemrograman apapun untuk mengeksploitasinya. Saat orang lain tahu apa yang terjadi maka akan menumpuk dan serangan yang sama.
Nomad juga mengatakan bekerja sama dengan analis Blockchain TRM Labs serta penegak hukum. Ini dalam rangka melacak dana yang dicuri dan mencari tahu pelakunya.
Selain itu perusahaan bekerja sama dengan Anchorage Digital, bank Amerika Serikat (AS) berlisensi, berfokus pada penyimpanan kripto untuk menyimpan dana apapun yang dikembalikan.
Sebagai informasi, Nomad merupakan bridge atau 'jembatan', penghubung jaringan Blockchain yang berbeda bersama-sama. Bridge merupakan cara sederhana agar pengguna bisa mengirimkan token dari satu Blockchain ke Blockchain lain.
Serangan pada Nomad merupakan yang terbesar ke delapan menurut perusahaan analisis Blockhain Elliptic. Ada lebih dari 40 peretas terlibat, yang salah satunya mengantongi US$42 juta.
"Saat ini jembatan-jembatan itu mengumpulkan banyak uang," kata Adrian Hetman, pimpinan teknologi perusahaan keamanan kripto Immunefi. "Saat ada banyak uang di tempat tertentu, peretas cenderung menemukan kerentanan di sana dan mencuri uang".
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Ini 5 Perampokan Kripto Terbesar di Dunia, Sampai Rp 8 T
