Valuasi IPO Rp477 T, Startup Aplikasi Investasi PHK 780 Orang
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Robinhood Vlad Tenev mengatakan bahwa perusahaan akan mengurangi jumlah karyawannya sekitar 23 persen.
PHK akan difokuskan pada divisi operasi, pemasaran dan manajemen program. Dalam rilisnya, Tenev menyalahkan keadaan lingkungan makro, dengan inflasi pada level tertinggi 40 tahun disertai dengan kehancuran pasar kripto yang luas.
Ini bukan pertama kalinya perusahaan fintech itu merumahkan karyawan. Pada April lalu, mereka memberhentikan 9 persen dari jumlah staf.
"Saya ingin mengakui betapa meresahkannya jenis perubahan ini," ujar Tenev, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (3/8/2022). Menurut Financial Times, jumlah karyawan yang terimbas kebijakan PHK mencapai 780 orang.
Lebih lanjut, Tenev menyebut bahwa perusahaan akan meratakan struktur organisasinya untuk memberi manajer umum baru tanggung jawab yang luas untuk bisnisnya.
Sementara itu, karyawan yang terkena dampak akan menerima email dan pesan Slack yang memberi tahu mereka apakah mereka diberhentikan atau masih memiliki pekerjaan, segera setelah pertemuan semua pihak untuk membahas langkah tersebut pada hari Kamis.
Perusahaan juga merilis laporan pendapatan untuk kuartal kedua, satu hari lebih awal dari yang diharapkan. Laporan tersebut juga menunjukkan penurunan pengguna aktif bulanan dan aset yang ditahan.
Robinhood telah melihat pertumbuhan terbalik karena ledakan pandemi dalam perdagangan ritel. Perusahaan go public pada Juli 2021 dengan harga US$38 per saham. Pada saat IPO, kapitalisasi pasar Robinhood mencapai US$32 miliar atau sekitar Rp477 triliun.
Saham Robinhood kemudian melonjak hingga $85 per saham di bulan pertama perdagangannya. Namun, sejak awal tahun, saham Robinhood telah merosot 48 persen dan ditutup di US$9,23 per saham pada perdagangan Selasa.
(dem)