
Mark Zuckerberg Cuek, Instagram Bakal Makin Mirip TikTok

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan protes soal format feed Instagram yang makin menyerupai TikTok ramai digaungkan. Para pengguna Instagram protes, mereka tidak bisa melihat postingan foto yang teman-teman mereka unggah dan malah mendapat postingan video acak dari orang-orang yang tidak diikuti.
Alih-alih mendengarkan pendapat pengguna, Meta selaku induk Instagram malah akan melipatgandakan jumlah konten dari akun yang direkomendasikan. Strategi ini berjalan mulai tahun depan.
Hal tersebut disampaikan oleh CEO Meta Mark Zuckerberg. Ia menyatakan bahwa perusahaan akan melipatgandakan jumlah konten dari akun yang direkomendasikan di Instagram dan Facebook pada akhir 2023.
Pria 38 tahun itu mengatakan bahwa rekomendasi tersebut saat ini mencakup sekitar 15 persen dari konten di Facebook, dan itu persentasenya sudah lebih tinggi di Instagram.
Dorongan tersebut, yang oleh Zuckerberg disebut membangun "Discovery Machine," adalah keberangkatan radikal dari fokus historis Facebook dan Instagram untuk menampilkan posting dari lingkar sosial pengguna atau daftar teman.
Pergeseran ini dimaksudkan untuk bersaing dengan penggunaan AI TikTok yang menyajikan video dari mana pun asalnya. Pendekatan itu dengan cepat menjadikan TikTok salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan di dunia dan melahirkan ruang ekonomi kreatif baru.
![]() |
Selama panggilan pendapatan kuartal kedua Meta, Zuckerberg menjelaskan bahwa AI mereka sekarang membuat pengguna dapat menemukan konten tambahan yang menarik sehingga meningkatkan keterlibatan dan kualitas feed mereka.
Dia mengatakan Meta akan menggunakan AI untuk merekomendasikan semua konten yang dibagikan secara publik di layanannya, seperti tautan atau foto.
"Dalam hal itu, saya pikir apa yang kami lakukan akan sangat unik," katanya, dikutip dari The Verge, Kamis (28/7/2022). "Saya tidak berpikir orang akan ingin dibatasi pada satu format." imbuhnya.
![]() Ilustrasi warga menggunakan aplikasi sosial media di Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa, (19/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
Pergeseran besar terakhir Facebook dalam merekomendasikan konten terjadi pada tahun 2018, ketika Zuckerberg mengumumkan strategi yang berfokus pada mendorong "interaksi sosial yang bermakna". Ketika diperkenalkan, Zuckerberg memperkirakan bahwa itu akan menyebabkan penurunan waktu yang dihabiskan di jejaring sosial tetapi membuat pengguna merasa lebih baik.
Sekarang bisnis Meta melambat dan basis pengguna Facebook melemah, Zuckerberg dalam empat tahun terakhir tampaknya berpikir keras cara agar feed itu menarik bagi para pengguna.
"Salah satu tren sosial yang kami lihat adalah bahwa alih-alih orang hanya berinteraksi dalam komentar di feed, kebanyakan orang menemukan konten menarik di feed mereka dan kemudian mengirim pesan konten itu ke teman dan berinteraksi di sana." tuturnya.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peringatan PHK Makin Kencang di 2025, Ini Buktinya Muncul di Amerika