E-commerce Raksasa Pesaing Amazon PHK 1.000 Orang
Jakarta, CNBC Indonesia - Shopify masuk dalam gelombang PHK startup. E-commerce pesaing Amazon itu telah memberhentikan 1.000 karyawan.
Jumlah tersebut sekitar 10% dari tenaga kerja globalnya. Per 31 Desember 2021, berdasarkan info ke bursa, Shopify memiliki lebih dari 10 ribu karyawan.
CEO Tobi Lutke mengakui telah salah menilai berapa lama ledakan e-commerce karena pandemi akan berlangsung. Karena penurunan transaksi online ternyata berlangsung lebih cepat dari proyeksi, perusahaan memangkas sejumlah posisi di perusahaan.
PHK ini berdampak pada seluruh divisi perusahaan. Sebagian besar pada perekrutan, dukungan dan penjualan, serta menghilangkan peran yang 'terspesialisasi dan duplikat, serta grup yang terlalu jauh dihapus dari pembangunan produk'.
Setelah memangkas pekerjanya, Shopify berencana lebih efisien pada operasionalnya. Setelah PHK, perusahaan akan memperlambat perekrutan untuk sisa 2022 ini.
CFO Amy Shapero menambahkan akan mengurangi pengeluaran di area prioritas yang lebih rendah dan aktivitas non-inti. Selain itu hal serupa akan dilakukan pada target penjualan dan pengeluaran pemasaran pada aktivitas dengan periode pengembalian lebih pendek.
"Shopify berkomitmen menjadi sangat efisien secara operasional," ujar Lutke, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (28/7/2022). Pengumuman tersebut juga membuat saham Shopify anjlok, ditutup turun 14% pada hari Selasa.
Perusahaan juga mengumumkan pendapatan yang lebih rendah dari para analis. Pada kuartal kedua tercatat US$1,3 miliar dari US$1,33 miliar oleh analis, ungkap Refinitiv. Pada paruh kedua tahun 2022 ini, perusahaan mengharapkan bisa menghasilkan kerugian operasi yang disesuaikan.
Shopify adalah perusahaan asal Kanada yang menyediakan platform dan infrastruktur digital, mulai dari logistik hingga pembayaran, untuk pedagang yang ingin berjualan lewat internet. Model bisnis ini dikenal sebagai e-commerce enabler.