Hati-hati Wabah Monkeypox, Cek Daftar Gejala Cacar Monyet

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
27 July 2022 17:45
Gambar mikroskop elektron yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini menunjukkan virion cacar monyet. (AP/Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner)
Foto: Gambar mikroskop elektron yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini menunjukkan virion cacar monyet. (AP/Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit cacar monyet atau monkeypox sebagai darurat kesehatan gobal pada Sabtu (23/7/2022).

Monkeypox adalah penyakit Zoonosis yang pertama kali ditemukan di Denmark tahun 1958. Monkeypox mulai mengenai manusia pertama kali pada 1970 di Republik Kongro. Dan telah menjadi endemik di Afrika Barat dan Tengah.

Namun sejak 6 Mei 2022 dilaporkan untuk pertama kali di negara nonendemis yakni di Inggris. Peningkatan kasus terjadi di pertengahan libur musim panas di Eropa. Dan pada 27 Juli sudah ada 75 negara yang melaporkan dengan jumlah kasus total 17.156.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan sempat terdapat 9 kasus suspek pasien cacar monyet di Indonesia. Namun setelah melalui hasil tes dan pemeriksaan, seluruhnya dinyatakan negatif cacar monyet.

Lalu, bagaimana dengan gejala jika terjangkit cacar monyet?

Juru bicara Kemenkes RI, Mohammad Syahril menjelaskan gejala yang ada dari yang dilaporkan mulai dari demam, lesi di kulit, lesi di mulut, papula periana, sulit makan serta batuk.

Gambar mikroskop elektron yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini menunjukkan virion cacar monyet. (Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via AP)Foto: Gambar mikroskop elektron yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ini menunjukkan virion cacar monyet. (Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via AP)

Lebih lanjut ia menyebutkan masa inkubasi cacar monyet ada 2 periode, pertama masa invasi yang terjadi 0-5 hari. Gejala khasnya termasuk demam tinggi dan sefalgia berat.

"Kalau ditanya apa sih gejala khasnya, biasanya panas tinggi di atas 38 derajat, sefalgia berat itu sakit kepala yang berat, dan limfadenopati itu ada benjolan di leher atau pun di kelenjar-kelenjar leher, di ketiak maupun di selangkangan," ungkap Syahril saat konferensi pers virtual bertajuk 'Update Penanganan Monkeypox di Indonesia', Rabu (27/7/2022).

Kemudian kedua, masa erupsi sekitar 1-3 hari setelah periode pertama. Mulai timbul lesi atau ruam-ruam berair, yang 95 persen mengenai wajah, 75 persen telapak tangan dan kaki, 70 persen mukosa, 30 persen alat kelamin dan selaput lendir mata 20 persen.

Cacar monyet ini, kata Syahril, disebut sebagai penyakit yang bisa sembuh sendiri atau self limiting disease. Setelah 2-4 minggu cacar atau ruam-ruam pecah atau kering dia akan sembuh dengan sendirinya.

"Tingkat kematian dikatakan 0-11 persen. Tapi yang jadi perhatian apabila terjadi kompilasi yaitu ada infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan." pungkasnya.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Indonesia Belum Rekomendasi Vaksinasi Cacar Monyet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular