Terungkap! Ini Alasan India Gerebek Kantor HP China Vivo

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
08 July 2022 17:30
Ilustrasi Bendera India. AP/
Foto: Ilustrasi Bendera India. AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Penegakan India telah menyita aset milik produsen ponsel asal China, Vivo, dan entitas asosiasinya sehubungan dengan penyelidikan pencucian uang dalam perusahaan.

Lembaga tersebut mengklaim bahwa mantan direktur Vivo telah membuka beberapa perusahaan cangkang yang digunakan untuk mencuci uang Vivo.

Di salah satu perusahaan, regulator mengklaim, alamat yang diberikan adalah seorang birokrat. Mereka mengatakan telah menyelidiki 48 lokasi yang tersebar di seluruh negeri milik Vivo Mobiles India Private Limited dan 23 perusahaan terkaitnya, seperti M/s Grand Prospect International Communication Pvt Ltd (GPICPL).

Menurut penyelidikan , Vivo Mobiles India Pvt Ltd didirikan pada 1 Agustus 2014 sebagai anak perusahaan dari Multi Accord Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong, dan terdaftar di ROC Delhi. GPICPL terdaftar pada 3 Desember 2014 di ROC Shimla, dengan alamat terdaftar Solan, Himachal Pradesh dan Gandhinagar, Jammu.

Lembaga tersebut mengklaim bahwa GPICPL didirikan oleh Zhengshen Ou, Bin Lou dan Zhang Jie dengan bantuan seorang akuntan sewaan. Menurut catatan, Bin Lou meninggalkan India pada 26 April 2018. Sedangkan, Zhengshen Ou dan Zhang Jie meninggalkan India pada 2021.

"Penyelidikan mengungkapkan bahwa direktur GPICPL yang sama, yaitu Bin Lou, juga merupakan mantan direktur Vivo. Dia telah memasukkan beberapa perusahaan di seluruh negeri yang tersebar di berbagai negara bagian, total 18 perusahaan pada waktu yang hampir bersamaan, tepat setelah penggabungan Vivo pada tahun 2014-15 dan selanjutnya Zhixin Wei berkebangsaan Tiongkok lainnya telah memasukkan lebih lanjut 4 perusahaan," sebuah kata pernyataan dari Direktorat Penegakan India, dikutip dari Indian Express, Jumat (8/7/2022).

Dalam pernyataan sebelumnya, juru bicara Vivo mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyediakan semua informasi yang diperlukan. "Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, kami berkomitmen untuk sepenuhnya mematuhi hukum." ujar juru bicara vivo.

Lembaga tersebut mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan ini telah mentransfer dana dalam jumlah besar ke Vivo India. "Selanjutnya, dari total hasil penjualan Rs 1,25.185 crore, Vivo India mengirimkan Rs 62.476 crore (mendekati US$8 miliar). yaitu, hampir 50% dari omset keluar dari India, terutama ke China. Pengiriman uang ini dilakukan untuk mengungkapkan kerugian besar di perusahaan berbadan hukum India untuk menghindari pembayaran pajak di India, "kata penyidik.

Menurut agensi, sejauh ini, 119 rekening bank dari berbagai entitas dengan saldo kotor hingga Rs 465 crore, termasuk FD hingga Rs 66 crore dari Vivo India, emas batangan 2kg, dan jumlah uang tunai sekitar Rs 73 lakh telah disita berdasarkan ketentuan PMLA, 2002.

Kasus ED didasarkan pada FIR Polisi Delhi Februari terhadap GPICPL di mana pemegang sahamnya ditemukan memalsukan dokumen identifikasi dan alamat palsu pada saat pendirian.

"Tuduhan itu terbukti benar karena penyelidikan mengungkapkan bahwa alamat yang disebutkan oleh direktur GPICPL bukan milik mereka, tetapi sebenarnya itu adalah gedung pemerintah dan rumah seorang birokrat senior," ungkap dokumen itu.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kantor HP China Vivo Digrebek India, Ada Masalah Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular