Elon Musk Galau, Cari Celah Batalkan Akuisisi Twitter?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembelian Twitter oleh Elon Musk masih belum jelas ujungnya. Dalam sebuah laporan terbaru dari The Washington Post, keberlangsungan kesepakatan itu sedang di ujung tanduk.
Laporan itu mengutip sumber anonim, yang menyatakan tim dari pihak Musk telah berhenti terlibat dalam beberapa diskusi dari kesepakatan senilai US$44 miliar (Rp 658 triliun).
Tim akuisisi Twitter dilaporkan tidak bisa melakukan verifikasi angka akun spam Twitter. Laporan yang sama menyebutkan mereka siap "banting setir", dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (8/7/2022).
CNBC Internasional menuliskan Musk memang tidak bisa begitu saja keluar dari kesepakatan dan membayar biaya pembatalan akuisisi senilai US$1 miliar (Rp 14,9 triliun). Twitter dapat menolak dengan mengklaim alasan Musk mundur tidak terkait dengan bisnis inti Twitter.
Dalam briefing virtual dengan wartawan, Twitter menjelaskan cara menentukan akan mana yang bot atau spam. Menurut raksasa jejaring sosial itu, pekerja terlatih menggunakan data dan sinyal internal menghasilkan angka kurang dari 5% pengguna aktif harian bisa dimonetisasi tiap kuartal merupakan akun spam.
Pihak Twitter, pada pernyataan sebelumnya, memastikan akan bekerja sama membagi informasi dengan Musk. Dengan tujuan dapat menyelesaikan transaksi sesuai dengan perjanjian merger.
"Kami percaya perjanjian ini adalah demi kepentingan terbaik semua pemegang saham. Kami ingin menutup transaksi dan menegakkan perjanjian merger dengan harga dan persyaratan yang telah disepakati," ujar Twitter.
Sementara itu, Musk tidak segera menanggapi permintaan berkomentar atas laporan Washington Post. Menyusul laporan Washington Post, saham Twitter turun 4% saat pasar ditutup pada Kamis waktu setempat.