Penjualan Smartphone Anjlok, Tanda Apa Ini?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
05 July 2022 16:40
Banyaknya ruko yang buka dilantai Dasar Blok B9 menjadi tandanya ramai jual beli para pedagang, ketika menelusuri lebih dalam lagi hanya beberapa pembeli saja yang keluar masuk mall Thamrin City, Jakarta Pusat. Diakuinya, sebagai pedagang grosir pakain dewasa, Andri tidak bisa meraup keuntungan yang besar seperti tahun-tahun sebelumnya. “Keuntungan yang kami peroleh paling cuma 5%. Beda dengan keuntungannya dengan tahun sebelumnya deh,” katanya.

Kelesuan penjual pakain jadi ini juga di alami Iwan (40 tahun). Pemilik Toko Nadira, Blok C3 Lantai 3 Thamrin City ini menyatakan omset tokonya mengalami penurunan yang tajam pada tahun ini.
Foto: Thamrin City (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan pasar smartphone global mengalami penurunan, baik Bulan ke Bulan (MoM) maupun Tahun ke Tahun (YoY). Menurut laporan Counterpoint, masing-masing turun 4 persen dan 10 persen pada Mei 2022 menjadi 96 juta unit.

Penurunan ini menjadi yang ke-2 berturut-turut secara MoM dan bulan ke-11 dalam hal penjualan YoY.

Bahkan setelah pemulihan berbentuk "V" setelah gelombang Covis-19 pertama pada tahun 2020, pasar smartphone masih belum mencapai tingkat seperti saat sebelum pandemi.

Pada tahun 2021, pasar smartphone dipengaruhi oleh kendala pasokan dan gelombang COVID yang terus-menerus.

Sedangkan hingga tahun ini, kelangkaan komponen, meskipun belum sepenuhnya teratasi, telah stabil. Namun, pasar smartphone kini dilanda penurunan permintaan karena berbagai faktor termasuk inflasi, perlambatan China, dan krisis perang di Ukraina.

"Tekanan inflasi menyebabkan sentimen konsumen pesimis di seluruh dunia dengan orang-orang menunda pembelian yang tidak penting, termasuk smartphone," ujar Direktur Riset Counterpoint Tarun Pathak, dalam keterangan, dikutip Selasa (5/7/2022).

Warga membeli kartu perdana di ITC ROXY MAS, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Aturan pajak penyelenggara jasa telekomunikasi mulai di berlakukan namun aturan itu tidak terdampak pada pembelian pulsa, kartu perdana atau token listrik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, ketentuan pajak pulsa yang mulai berlaku (1/2/2021) bertujuan menyederhanakan pengenaan PPN dan PPH atas pulsa atau kartu perdana, token listrik dan voucer serta untuk memberikan kepstian hukum.   (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)Foto: Penjualan smartphone (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Sementara menurut Analis Senior Counterpoint, Varun Mishra, lockdown di China dan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan telah merugikan permintaan domestik serta merusak rantai pasokan global.

Pasar ponsel cerdas di China sedikit pulih dari MoM di Mei karena lockdown mulai dilonggarkan. Ditambah lagi dengan ketidakpastian yang diciptakan oleh krisis Rusia-Ukraina, yang mengurangi permintaan di Eropa Timur.

"Tak satu pun dari OEM tampaknya terhindar dari dampak negatif pada permintaan yang disebabkan oleh campuran faktor-faktor ini," ungkap Varun.

Permintaan yang rendah juga menyebabkan penumpukan inventaris yang mengarah pada penurunan pengiriman dan pemotongan pesanan dari produsen smartphone.

Menurut indeks makro Counterpoint, mereka memperkirakan hal negatif akan berlanjut sepanjang musim panas, tetapi bertahap akan membaik selama Semester 2 2022.

Hal ini terutama karena situasi yang jauh lebih normal di China, peningkatan pasokan-permintaan dalam rantai pasokan teknologi, dan ekonomi makro yang lebih baik.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penemu HP Tiba-tiba Beri Pesan Khusus ke Dunia, Apa Isinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular