Perbedaan Bom Nuklir dan Atom, Mana yang Lebih Berbahaya?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
04 July 2022 08:35
FILE  - In this Aug. 9, 1945, file photo, a giant column of smoke rises after the second atomic bomb ever used in warfare explodes over the Japanese port town of Nagasaki. The city of Nagasaki in southern Japan marks the 75th anniversary of the U.S. atomic bombing of Aug. 9, 1945. Japan surrendered on Aug. 15, ending World War II and its nearly a half-century aggression toward Asian neighbors. Dwindling survivors, whose average age exceeds 83, increasingly worry about passing their lessons on to younger generations. (AP Photo, File)
Foto: Bom Hiroshima dan Nagasaki (AP/Stanley Troutman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak jenis peledak yang ada di muka bumi. Beberapa di antaranya adalah bom nuklir dan atom.

Bom atom diketahui pernah meledakkan kota di Jepang yakni Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II. Kejadian ini menewaskan sekitar 90 ribu-166 ribu orang di Hiroshima serta Nagasaki mencapai 39 ribu-80 ribu orang.

Dua bom itu bernama Little Boy dan Fat Man merupakan bom atom yang memicu reaksi berantai dari fisi nuklir. Inti atom berasal dari bahan radioaktif yang dipecah agar menciptakan elemen berbeda, melepaskan sejumlah besar energi.

Dengan begitu membagi lebih banyak atom serta menghasilkan ledakan yang merusak, dikutip dari laman Popular Mechanics, Senin (4/7/2022).

Pada Little Boy, terdapat proyektil mirip peluru terbuat dari uranium-235 ditembakkan ke inti zat yang sama. Tujuannya agar memicu reaksi berantai.

FILE - In this Sept. 13, 1945, file photo, the Urakami Catholic Cathedral in Nagasaki, Japan, stands waste in the aftermath of the detonation of the atom bomb over a month ago over this city. The city of Nagasaki in southern Japan marks the 75th anniversary of the U.S. atomic bombing of Aug. 9, 1945. It was a second nuclear bomb dropped by the U.S. three days after it made the world’s first atomic attack on Hiroshima. Japan surrendered on Aug. 15, ending World War II and its nearly a half-century aggression toward Asian neighbors. Dwindling survivors, whose average age exceeds 83, increasingly worry about passing their lessons on to younger generations.(AP Photo/Stanley Troutman, Pool, File)Foto: Bom Hiroshima dan Nagasaki (AP/Stanley Troutman)

Sementara Fat Man menggunakan inti plutonium 239 dan dinyalakan dengan ribuan pon bahan peledak konvensional. Lalu memicu reaksi berantai dari fisi nuklir.

Pada masa sekarang salah satu senjata nuklir adalah bom83 dari Amerika Serikat (AS). Ini menggunakan proses fisi yang sama pada bom atom.

Namun energi awal memicu reaksi fusi di inti sekunder isotop hidrogen deuterium dan tritium. Inti atom hidrogen menyatu bersama membentu helium dan akhirnya reaksi tersebut menghasilkan ledakan dengan kekuatan yang lebih kuat.

Laman tersebut membandingkan kekuatan tiga bom tersebut. Little Boy dilaporkan melepaskan 15 kiloton energi atau 15 ribu ton TNT dan menghasilkan awan berbentuk jamur mencapai 25 ribu kaki.

Ledakan Fat Man dilaporkan menghasilkan 21 kiloton. Bom 83 terdapat 1,2 megaton atau 1,2 juta ton TNT, dengan begitu 80 kali lebih kuat dari Little Boy.

Senjata nuklir lainnya adalah Tsar Bomba yang diluncurkan Uni Soviet tahun 1961. Bom tersebut menghasilkan 50 megaton atau 3.333 kali lebih kuat dari Little Boy.

Tsar Bomba juga menghasilkan awan ketinggian 130 ribu kaki. Ini 4,5 jauh lebih tinggi dari Gunung Everest.



[Gambas:Video CNBC]
Next Article Edan! 6 Senjata Rusia Ini Diyakini Bisa Picu Kiamat Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular