Curhat Dikucilkan, Ankiti Bose Lepas Kursi Komisaris Zilingo
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu pendiri dan mantan CEO Zilingo, Ankiti Bose, telah mengundurkan diri dari semua posisi dewan komisaris di Zilingo, termasuk perusahaan induk dan anak perusahaan.
Pengunduran diri Bose terjadi pada saat startup pemasok material fesyen yang berbasis di Singapura itu sedang berdiskusi dengan pemegang saham mengenai tawaran pembelian manajemen serta potensi likuidasi aset perusahaan untuk melunasi utang.
Awal bulan ini, salah satu pendiri Zilingo dan CTO Dhruv Kapoor telah mengajukan penawaran pembelian manajemen kepada pemegang saham yang akan melibatkan likuidasi aset Zilingo dan pembentukan perusahaan baru.
Proposal tersebut didukung oleh Bose dan keduanya juga mengklaim bahwa mereka telah menerima komitmen dari investor untuk mendukung proyek baru sebesar US$8 juta.
Namun, pemungutan suara pada proposal ini serta hasil potensial lainnya untuk Zilingo seperti likuidasi lengkap terhenti, seperti yang dilaporkan minggu lalu.
"Selama beberapa bulan terakhir, terlepas dari permintaan saya, dewan Zilingo tidak menunjukkan kepada saya laporan apa pun [yang dikeluarkan oleh Kroll atau Deloitte] yang berkaitan dengan penyelidikan apa pun terhadap perusahaan atau dugaan penyelewengan oleh saya, dan mengapa atau bagaimana ini digunakan untuk mencabut posisi saya sebagai CEO," ujar Bose dalam surat pernyataan dikutip dari akun Instagramnya, Jumat (1/7/2022).
Sekadar informasi, pada 20 Mei 2022, Zilingo telah memutuskan hubungan kerja dengan Ankiti Bose, berdasarkan hasil penyelidikan independen atas keluhan penyimpangan keuangan.
Meskipun pengunduran dirinya dari dewan komisasris dan pemecatannya sebagai CEO perusahaan, Bose tetap punya 8,58% saham di Zilingo. Mengingat hal ini, Bose akan terus memegang kendali atas Zilingo dan masa depannya.
Selain itu, opsi lain bagi Zilingo adalah likuidasi dan pembubaran perusahaan sepenuhnya.
Anggota dewan komisaris Zilingo termasuk investor utama, Sequoia Capital, yang telah melakukan pembicaraan dengan berbagai dana pembelian yang berbasis di AS, Singapura, untuk kemungkinan likuidasi, sesuai sumber yang telah berbicara dengan Inc42 sebelumnya.
(dem)