Sukses Galang Rp 6,8 T, Startup Edutech PHK 120 Karyawan

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Jumat, 24/06/2022 14:35 WIB
Foto: dok Y Combinator

Jakarta, CNBC Indonesia - Episode pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan pada perusahaan rintisan atau startup masih berlanjut. Kini giliran MasterClass, platform pendidikan online, yang kabarnya telah memangkas 20 persen karyawan

Menurut cuitan CEO MasterClass David Rogier, pemangkasan tersebut dilakukan untuk beradaptasi dengan lingkungan makro yang memburuk dan mencapai kemandirian lebih cepat.

PHK berdampak pada sekitar 120 orang di hampir semua tim, tapi tidak ada eksekutif C-suite yang dipotong, kata juru bicara MasterClass dikonfirmasi ke TechCrunch, dikutip Jumat (24/6/2022).


"Misi kami untuk memungkinkan siapa pun belajar dari yang terbaik, belum dan tidak akan berubah," lanjut Rogier di Twitter.

Rogier menyebut, langkah sulit yang diambil perusahaan akan memperkuat posisi mereka, baik secara finansial maupun strategis.

Seorang juru bicara MasterClass mengatakan bahwa perusahaan akan menawarkan 11 minggu gaji pokok kepada semua karyawan sebagai bagian dari paket pesangon, dengan satu minggu tambahan untuk setiap tahun dihabiskan di MasterClass.

Startup ini telah berkomitmen untuk mencakup menyediakan jaminan kesehatan karyawan hingga akhir tahun. Selain itu, juga memberikan penyuluhan kesehatan mental hingga akhir tahun dan penyuluhan kerja selama tiga bulan ke depan. Perangkat dari kantor, seperti laptop dapat disimpan untuk penggunaan pribadi.

Kendati demikian, perusahaan tidak memberlakukan pembekuan perekrutan. Ketika ditanya lebih spesifik tentang apa yang memicu PHK, juru bicara itu menunjuk pada pernyataan Twitter dan LinkedIn Rogier.

Padahal sebelum PHK MasterClass membuat kejutan selama babak awal pandemi dengan memenuhi kebutuhan konsumen dalam pendidikan jarak jauh dengan konten aspirasional dari selebritas seperti Serena Williams dan Issa Rae. Perusahaan juga menawarkan konten berbayar bergaya dokumenter.

MasterClass telah mengumpulkan lebih dari US$460 juta (Rp 6,8 triliun) dalam pendanaan yang diketahui dari investor termasuk IVP, NEA, dan Owl Ventures. Mereka membebankan biaya berlangganan tahunan sebesar US$ 180 bagi pengguna untuk mengakses perpustakaan kontennya.

Model berlangganan seperti ini mengambil sekitar 80 persen pendapatan perusahaan pada tahun 2018, dan belakangan berperan 100 persen dari pendapatan perusahaan.


(dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Ledakan" Adopsi AI-Cloud, Infrastruktur Server RI Siap Hadapi?