
Founder Bukalapak Lengser Tajir, Harta Zaky Cs Ratusan Miliar

Jakarta, CNBC Indonesia - Suksesnya perusahaan rintisan atau startup, tentu juga akan ikut berdampak pada nilai aset para pendirinya seperti misalnya Bukalapak.
Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) ditutup Rp 304 per saham pada Jumat (3/6). Nilai aset tiga pendiri Bukalapak pun juga ikut terpengaruh.
![]() Achmad Zaky |
Berdasarkan prospektus initial public offering (IPO), Achmad Zaky Syaifudin memiliki sebanyak 4.452.515.674 unit saham atau setara 4,32% setelah IPO. Artinya, jika Zaky tidak menjual saham miliknya atau menambah kepemilikannya, saham Zaky di Bukalapak kini bernilai Rp 1,35 triliun.
Sementara itu, Muhamad Fajrin Rasyid tercatat memiliki 2.725.322.633 unit saham Bukalapak atau 2,64%. Dengan penutupan pada Jumat lalu, nilai saham Bukalapak milik Direktur PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. tersebut mencapai Rp 828 miliar.
Bicara soal kepemilikan pendiri Bukalapak lainnya, Nugroho Herucahyono memang memiliki porsi lebih kecil. Ia tercatat memiliki sebanyak 2.145.675.938 saham atau 2,08%. Untuk itu nilai saham Nugroho di Bukalapak mencapai Rp 652 miliar. Perlu dicatat, nilai ini jika tidak ia tidak melepas atau menambah kepemilikan saham sejak IPO.
Situs resminya mencatat Bukalapak didirikan pada 2010 dengan tujuan untuk membantu warung-warung yang kesehariannya mengalami kesulitan beradaptasi di era internet.
Namun pada Desember 2019, Zaky mengumumkan untuk mundur sebagai CEO perusahaan. Keputusan tersebut sudah didiskusikan bersama oleh para pemegang saham dan dua co-founder lainnya. Adapun co-founder Bukalapak lainnya adalah Fajrin Rasyid yang sempat berposisi sebagai Presiden Bukalapak dan Nugroho Herucahyono sebagai Chief Technical Officer (CTO).
Menyusul Zaky, Fajrin juga turut hengkang dari Bukalapak. Fajrin ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Direktur Digital Business Telkom berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Telkom pada 28 Mei 2020.
Di tahun yang sama Nugroho yang akrab dipanggil sebagai Xinuc juga memilih hengkang dari Bukalapak. Namanya memang jarang terdengar dibanding dua pendiri yang lain. Ia berperan sebagai founder sekaligus CTO saat masih di Bukalapak. Dilihat dari akun LinkedIn miliknya, ia mengakhiri masa jabatannya pada Maret 2020.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukalapak Akuisisi iPrice, Lanjut Aksi Caplok Startup Digital