
Taipan, Investor Gojek, hingga Eks Menteri Bicara PHK Startup

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan rintisan atau startup kini banyak dibicarakan. Pasalnya industri startup tengah mengalami gonjang-ganjing gelombang efisiensi hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan.
Tak hanya melanda di Indonesia tapi juga di seluruh dunia, seperti Amerika Serikat, India, dan Eropa.
Pada perusahaan rintisan global, ada Robinhood yang memangkas 300 karyawan,Netflix juga melakukan PHK 150 pegawai, Cameo memangkas 87 pegawainya. Sementara dalam negeri dilaporkan tiga perusahaan yang melakukan efisiensi sepertiZenius, Link Aja,hinggaJD.ID.
Fenomena ini membuat banyak orang angkat bicara, mulai dari konglomerat hingga mantan menteri.
Hary Tanoesoedibjo
Menurut pengusaha nasional Hary Tanoesoedibjo, kondisi sekarang menandakan akhir dari masa keemasan startup.
![]() Hary Tanoesoedibjo/dok MNC |
"The golden days of startup are already over," kata Hary Tanoe di akun Instragramnya, dikutip Jumat (3/6/2022). Artinya, "hari-hari keemasan startup sudah berakhir".
Menurut dia, gaya bisnis startup yang mengedepankan pertumbuhan dengan arus kas negatif tidak akan bisa bertahan. Pada akhirnya, bisnis yang sehat harus punya arus kas yang positif.
Dia menyorot model bisnis startup yang sepenuhnya bergantung kepada dana investor. Modal mereka kemudian dihabiskan untuk segala bentuk promosi dan pemasaran demi menggaet pengguna, yang dikenal dengan "bakar duit".
Bagi Hary Tanoe, bisnis tidak bisa terus-terusan berharap suntikan modal baru terus datang untuk mendanai ekspansi mereka. Subsidi ke konsumen, hanya merupakan cara untuk meningkatkan penguasaan pasar, yang kemudian menjadi fondasi bisnis yang sehat.
Patrick Walujo
Co-founder & Managing Partner at Northstar Advisors, Patrick Walujo, saat ini startup harus bisa bertahan. Hal tersebut terjadi karena pendanaan untuk startup sedang dalam masa sulit.
"Sekarang startup harus survive [bertahan hidup] karena pendanaan sedang sulit," kata Patrick dalam sebuah acara di Universitas Parahyangan, dikutip Jumat (3/6/2022).
Sekarang, mereka harus survive duluPatrick Walujo. |
Untuk dapat bertahan, Patrick mengatakan harus melakukan penghematan uang yang dimiliki perusahaan.
Fokus utamanya adalah bisa bertahan lebih dulu. Untuk bisa survive, jika uang mereka tidak cukup mereka harus melakukan penghematan. Ini mungkin langkah yang harus lakukan.
"Sekarang, mereka harus survive dulu," tegasnya.
Rudiantara
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia Rudiantara. Bahwa menurutnya kejadian ini menjadi siklus yang biasa terjadi di dunia bisnis.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu menyatakan bahwa kejadian seperti ini bukan hanya di startup saja. Bahkan kejadian seperti efisiensi juga melanda perusahaan besar dunia, mulai dari Kodak, Nokia hingga Siemens.
"Jangankan startup, [perusahaan] yang sudah well establish saja di dunia, Kodak udah enggak ada, Nokia ponsel sejuta umat juga sudah enggak ada, Siemens sebagai produsen infrastruktur telekomunikasi juga sudah tidak ada," kata Rudiantara dalam program Profit di CNBC Indonesia.
Menurutnya ada sekitar 10 persen startup digital yang tidak bisa melewati tahun pertama, sedangkan 90 persen lainnya tidak bisa melewati 5 tahun selanjutnya.
Angka 10 persen yang berhasil melewati 5 tahun itu, sudah dianggap cukup bagus baginya. Sebab angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan 5-6 tahun yang lalu, yaitu angkanya hanya 5 persen. Selain itu, startup yang bisa melewati 5 tahun pertama juga belum pasti bisa terus sukses.
Elon Musk
Elon Musk, orang terkaya di dunia, berpendapat bahwa resesi baik terjadi karena perusahaan dengan arus kas negatif harus mati. Dengan begitu perusahaan-perusahaan itu akan berhenti menyerobot sumber daya yang seharusnya mengalir ke perusahaan sehat.
Sudah terlalu lama uang diberikan ke orang-orang bodohElon Musk |
Ia menyebut bahwa perang Rusia dan Ukraina serta lockdown di China memberikan tambahan tekanan pada rantai pasokan yang belum pulih, dan memprediksi adanya resesi global.
"Ini sebenarnya hal yang baik. Sudah terlalu lama uang diberikan ke orang-orang bodoh. Beberapa kebangkrutan perlu terjadi," ucapnya, dikutip dari The Guardian.
"Juga, semua hal soal Covid-19 tinggal di rumah menipu orang untuk berpikir bahwa Anda sebenarnya tidak perlu bekerja keras".
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Teknologi Kacau Balau, 153.000 Orang Kena PHK 2022