Terungkap! Biang Kerok yang Bikin Startup Rentan PHK Karyawan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 31/05/2022 09:50 WIB
Foto: dok Y Combinator

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak startup yang dilaporkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal pada karyawannya. Bendahara Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan fenomena ini merupakan hal biasa.

Dia yang juga menjabat Managing Partner Ideosource Venture Capital mengatakan PHK merupakan bagian dari keputusan bisnis yang belum tepat. Edward juga menyatakan tak kaget dengan startup memiliki strategi efisiensi melalui pemangkasan jumlah karyawan.

"Saya enggak bilang salah, tapi keputusan bisnis dalam arti apakah bisnis modelnya belum tepat atau target market-nya masih salah, atau ada value change yang mereka fokusnya terlalu lebar," ujar Edward kepada CNBC Indonesia.


Soal PHK yang dilakukan beberapa perusahaan, Edward menyatakan telah mendengarnya dari pemain yang berada di industri startup seperti investor sudah sejak lama. Jadi saat mendengar kejadian ini adalah kulminasi dari trial and error yang telah dicoba sejak beberapa waktu lalu dan terbukti harus dilakukan perubahan.

"Buat yang mengerti yes, mereka melihat bahwa ada something wrong dari pola bisnis yang dijalankan," kata Edward.

Managing Plug and Play Indonesia, Wesley Harjono menyatakan agar tak terjadi PHK yang masif, startup perlu menyelaraskan lagi strategi pekerja mereka. Caranya dengan memprioritaskan internal hiring dan penataan kembali peran yang didukung dengan training dan upskilling bagi karyawan.

"Sehingga dapat melakukan role transition dengan baik, dan mulai melakukan inovasi dari sisi produk dan model bisnis, mengacu pada situasi dan habit target customer mereka di post-pandemi ini." jelas Wesley.

Tsunami PHK ini terjadi pada startup di hampir seluruh dunia. Termasuk di Indonesia, dengan beberapa perusahaan melakukan pemangkasan jumlah pegawai sejak beberapa waktu lalu.

Misalnya Zenius yang mengumumkan PHK pada 200 pegawainya. Selain itu Link Aja juga menjalankan re-organisasi sumber daya manusia (SDM) berdasarkan relevansi fungsi tiap SDM dengan kebutuhan dan fokus bisnis.


(npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Raih Cuan & Tak Bakar Uang, Kunci Startup Tarik Investasi 2025