Masa Indah Startup Sudah Usai, Masa Sulit di Depan Mata

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 30/05/2022 10:40 WIB
Foto: Infografis/ Terkuak! Biang Kerok Bisnis Startup Gagal di Indonesia/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor lagi-lagi memberi imbauan kepada para startup. Mereka meminta perusahaan rintisan untuk mengurangi perekrutan karyawan, bakar uang dan perpanjang runaway.

Dengan penurunan saham teknologi dan Nasdaq pada kuartal terburuk kedua sejak krisis keuangan 2008, investor memberi tahu perusahaan portofolio mereka bahwa mereka tidak akan terhindar dari dampak tersebut, bahkan kondisi itu bisa memburuk.

"Ini akan menjadi pemulihan yang lebih lama dan meskipun kami tidak dapat memprediksi berapa lama, kami dapat menyarankan Anda tentang cara untuk mempersiapkan dan melewati sisi lain," kata Sequoia Capital, perusahaan ventura legendaris yang dikenal dengan investasinya di Google, Apple dan WhatsApp, dalam presentasi 52 halaman berjudul "Beradaptasi untuk Bertahan," salinan yang diperoleh CNBC Internasional, dikutip Senin (30/5/2022).


Sementara Y Combinator (YC), inkubator start-up yang membantu menelurkan Airbnb, Dropbox, dan Stripe, mengatakan kepada para pendiri startup melalui email, bahwa mereka perlu memahami kinerja pasar saham yang buruk dari perusahaan teknologi berdampak signifikan terhadap investasi VC.

Ini sangat kontras dengan tahun 2021, ketika investor mendorong startup melantai di bursa saham dengan valuasi yang sangat tinggi. Era itu mencerminkan pasar sedang naik tajam (bullish) yang diperluas dalam teknologi, dengan Nasdaq Composite mencatatkan keuntungan dalam 11 dari 13 tahun terakhir. Belum lagi pendanaan ventura di AS mencapai US$332,8 miliar tahun lalu, naik tujuh kali lipat dari satu dekade sebelumnya, menurut Asosiasi Modal Ventura AS.

Perubahan sentimen yang tiba-tiba mengingatkan seperti kejadian pada tahun 2008, ketika runtuhnya pasar hipotek subprime menginfeksi seluruh sistem perbankan AS dan menyeret negara itu ke dalam resesi.

Pada saat itu, Sequoia menerbitkan memo terkenal berjudul, "R.I.P. Good Times," menyatakan kepada start-up bahwa "pengetatan adalah suatu keharusan" bersama dengan kebutuhan untuk menjaga arus kas yang positif.

Kenaikan harga bahan bakar dan pangan yang berkelanjutan, pandemi yang sedang berlangsung dan konflik geopolitik yang terjadi, membuat investor sekarang takut akan inflasi yang tidak terkendali, kenaikan suku bunga, dan resesi sekaligus.

Bedanya kali ini, menurut presentasi Sequoia, adalah tidak ada solusi cepat kebijakan perbaikan. Perusahaan mengatakan bahwa apa yang terlewatkan pada awal 2020 adalah respons agresif pemerintah, yaitu menuangkan uang ke dalam perekonomian dan menjaga suku bunga pinjaman secara artifisial rendah dengan membeli obligasi.

"Kali ini, banyak dari alat-alat itu telah habis," tulis Sequoia. "Kami tidak percaya bahwa ini akan menjadi koreksi tajam lainnya diikuti oleh pemulihan berbentuk V yang sama cepatnya seperti yang kita lihat di awal pandemi."

Sequoia mengatakan kepada startup untuk melihat proyek, penelitian dan pengembangan, pemasaran dan di tempat lain untuk memangkas biaya.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Raih Cuan & Tak Bakar Uang, Kunci Startup Tarik Investasi 2025