Kominfo-Google Gelar Digital Talent Scholarship, Siapa Minat?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
25 May 2022 13:10
Gedung Kominfo. Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto
Foto: Gedung Kominfo. Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Google kembali menggelar Digital Talent Scholarship (DTS). Untuk penyelenggaraan tahun ini, disiapkan sertifikasi untuk 5.000 peserta.

"Kami mengawali kerjasama dengan Google di program DTS PRO-A (Professional Academy), dimana hingga saat ini kami telah melatih sekitar 4.800 developer Android dan 1.200 developer Cloud. Dan akan terus berjalan untuk Android dan Cloud untuk tahun ini," jelas Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo, Hary Budiarto dikutip dari laman resmi Kominfo, Rabu (25/5/2022).

Tahun 2022 ini ada tujuh akademi dalam program DTS, yakni Fresh Graduate Academy, Professional Academy, Vocational School Graduate Academy, Thematic Academy, Government Transformation Academy, Talent Scouting Academy dan Digital Entrepreneurship Academy.

"Program FGA (fresh graduate academy) ini bertujuan untuk mempersiapkan para lulusan yang belum atau tidak sedang bekerja agar memiliki kompetensi profesional dan juga para profesional yang ingin menambah skill mereka dan berkesempatan memiliki sertifikasi global serta dapat bersaing baik di industri dalam maupun luar negeri,"jelas Hary.

Hary mengatakan Google akan memberikan 5.000 beasiswa Google Career Certificate untuk IT support dan Data Analytics. Masing-masing untuk program FGA 3.000 beasiswa dan 2.000 untuk program ProA.

Bersama dengan Google, Kominfo juga bekerja sama di program Digital Enterpreneurship Academy. Program itu akan berfokus untuk mempercepat transformasi digital dalam bidang kewirausahaan.

Sebagai informasi program pelatihan ini terbuka untuk seluruh kalangan masyarakat umum. Mulai dari mahasiswa, lulusan, profesional, tenaga pendidik, ibu rumah tangga, siswa Sekolah Menengah Kejuruan hingga aparatur sipil negara.

Indonesia sendiri membutuhkan jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan talenta digital. Hingga 2024 nanti, jumlahnya mencapai 600 ribu talenta dan diprediksi dalam 15 tahun mencapai 9 juta orang.

Hary mengharapkan kerja sama dengan Google dan mitra lain diharapkan bisa menghasilkan 600 talenta di dalam negeri hingga dua tahun mendatang.

"Tentunya dengan adanya dukungan dari Google dan mitra-mitra kami lainnya, kami berharap DTS dapat menghasilkan 600 ribu talenta digital di Indonesia sampai tahun 2024 nanti agar bisa memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia yang diprediksikan akan mencapai 9 juta talenta digital dalam 15 tahun," jelasnya.

Hary juga menjelaskan akselerasi transformasi digital membutuhkan sumber daya dengan keahlian terkini. Menurutnya bukan hanya hard skill, tapi juga soft skill.

Dia menyebutkan beberapa keahlian terkini misalnya Big Data Analytics, Cybersecurity, Cloud Computing, Web Developer, Cyber Operations, Data Analyst, Digital Marketing, Graphic Designer, IT Perbankan, IT Project Management, dan Smart City.

"Dunia industri khususnya industri digital ini tidak hanya membutuhkan kemampuan hard skills saja tetapi juga butuh dilengkapi dengan soft-skill, atau sering disebut sebagai 21st Century Skills. Saya pun menyebutnya sebagai 4C, yaitu Critical Thinking, Creativity, Collaboration, serta Communication," ujarnya.

Mengutip riset Microsoft dan Linkedin tahun 2020, dia menjelaskan beberapa profesi TIK sangat dibutuhkan dalam pasar kerja global tahun 2025 nanti. Ini terdiri dari 98 juta SDM di bidang software development, 23 juta orang di bidang cloud dan data, serta 20 juta SDM di bidang analisis data dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), 6 juta pekerja di keamanan siber dan 1 juta pekerja pada perlindungan privasi.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular