Bikin Cemas, Riset Ini Bukti Bumi Sedang Tidak Baik-baik Saja

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
20 May 2022 10:40
Seal hunter Henrik Josvasson jumps back onto his boat after searching for puffin eggs near the town of Tasiilaq, Greenland, June 16, 2018. REUTERS/Lucas Jackson  SEARCH
Foto: Penduduk Greenland bergulat dengan pemanasan global (REUTERS/Lucas Jackson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) baru saja merilis laporan State of the Global Climate 2021. Lembaga itu menyebutkan pada 2021 menjadi tahun yang memecahkan rekor untuk tanda krisis iklim.

Melansir The Guardian, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan laporan ini jadi penanda kegagalan manusia mengatasi masalah iklim (climate change). Dia juga mendorong soal energi terbarukan.

"Satu-satunya masa depan yang berkelanjutan adalah yang terbarukan. Kabar baiknya garis hidup tepat di depan kita. Angin dan Matahari sudah tersedia dalam banyak kasus lebih murah daripada batu-bara dan bahan bakar fosil lain. Jika kita bertindak bersama, transformasi energi terbarukan dapat menjadi proyek perdamaian pada abad 21," jelasnya dikutip dari Popsci, Jumat (20/5/2022).

Laporan itu mengevaluasi dampak global pada iklim dalam enam hal yaitu atmosfer, daratan, lautan, air Beku Bumi disebut kriosfer, peristiwa ekstrem dan risiko serta solusi. Sementara itu ada empat indikator pemanasan global mencetak rekor baru tahun lalu, yakni gas rumah kaca, kenaikan permukaan laut, panas laut, dan pengasaman laut.

Konsentrasi karbon dioksida mencapai rekor baru pada 2020 dengan 413,2 bagian per juta atau 149% dari tingkat pra-industri. Terdapat peningkatan di tahun 2021 dan awal 2022, di mana naik rata-rata 4,5 milimeter per tahun pada tahun lalu.

Selain itu laut juga lebih hangat panas dan tingkat pH lautan sangat rendah yang berarti lebih asam dari sebelumnya. WMO menambahkan tujuh tahun terakhir juga memegang rekor untuk suhu terpanas.

Dunia juga nampaknya akan gagal memenuhi Perjanjian Paris, menjaga pemanasan 1,5 hingga 2 derajat celcius. Keadaan ini juga membuat masyarakat perlu berinvestasi pada sistem yang lebih baik untuk mendeteksi dan memprediksi peristiwa cuaca ekstrem.

Hal tersebut juga diyakini oleh Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas. "Sudah ditunjukkan dalam beberapa laporan salah satu cara paling ampuh beradaptasi dengan perubahan iklim adalah berinvestasi dalam layanan peringatan dini," ungkapnya.

"Dengan memiliki layanan peringatan dini yang lebih baik, kita bisa menghindari kerugian ekonomi dan manusia".


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukti Terbaru Ancaman Lebih Ngeri dari Covid Gerogoti Bumi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular