
Awas! Jasa Sadap Whatsapp Berujung Pemerasan, Begini Modusnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak kasus kejahatan yang dilakukan melalui WhatsApp. Termasuk penyadapan yang ternyata berujung pada pemerasan.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengatakan WhatsApp sebenarnya dibekali dengan enkripsi end-to-end. Dengan begitu kunci percakapan hanya bisa dibuka oleh perangkat pengguna baik pengirim dan penerima pesan.
"Trafik antar pengguna WhatsApp bisa disadap dengan mudah, namun karena di enkripsi dengan kunci khusus tadi, maka hasil sadapan itu tidak akan bisa dibaca," jelas Alfons, dalam keterangannya, dikutip Minggu (15/5/2022).
Jadi dia mengingatkan jika ada orang yang mengatakan menyadap WhatsApp atau layanan pesan instan dan media sosial yang dienkripsi harus curiga. Penyadapan memang bisa dilakukan namun membacanya tidak bisa karena platform yang dienkripsi.
Berikut modus penyadapan WhatsApp dan pemerasan:
1. Penipu akan mengiklankan dirinya memiliki kemampuan platform seperti WhatsApp, Facebook, Instagram dan Twitter. Dengan tambahan kemampuan bisa melakukannya tanpa menyentuh HP target, tidak diketahui, dan privasi aman serta terpercaya.
2. Jika ada korban yang terpancing dan menghubungi nomor ponsel yang ada di iklan tersebut, maka pelaku akan mengeluarkan jurusnya agar korban terpercaya.
3. Setelah itu, pelaku akan meminta bayaran dan memberikan rekening bank untuk menampung pembayaran korban.
4. Meskipun akun Twitter penipu dilaporkan dan diblokir Twitter, tapi rekening dan e-wallet yang disampaikan pelaku masih aktif dan belum ditutup berdasarkan laporan Vaksincom.
Alfons menambahkan para pelaku akan menggunakan istilah teknis seperti two factor authentivation, pemindai sidik jari, dan beberapa tangkapan layar terlihat seperti proses penyadapan telah berhasil dan berjalan.
Dalam menjalankan aksinya, korban akan diberikan laporan tampilan keberhasilan. Namun akan ada kebutuhan dana tambahan dan setelah dikirimkan muncul masalah lain kembali butuh dana lagi.
"Hal ini akan dilakukan berulang-ulang dan tanpa sadar korbannya akan makin ngebet untuk mendapatkan hasil sadapan ini dan mengirimkan kembali dana yang diminta. Sampai satu titik dimana uang yang dikirimkan sudah sedemikian besar namun hasil sadapan belum diberikan dan korbannya marah dan tidak bersedia mengirimkan uang yang diminta lagi," jelasnya.
"Maka aksi penipuan ini berganti menjadi aksi pemerasan dan teror, dimana jika tidak mengirimkan uang yang diminta, maka pemilik nomor yang ingin disadap akan diberitahu bahwa korban ingin menyadap nomor tersebut".
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek! Ini Cara Melihat Siapa yang Menyadap Whatsapp Kita