Muncul Istilah Unicorn Zombie di Silicon Valley, Apa itu?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
10 May 2022 12:55
Silicon Valley. (wikipedia.org)
Foto: Silicon Valley. (wikipedia.org)

Jakarta, CNBC Indonesia - Silicon Valley memiliki tren baru yakni unicorn zombie. Namun ini bukan berarti rumah bagi sejumlah perusahaan teknologi diserang kawanan zombie seperti di film-film.

Istilah tersebut mengacu pada perusahaan yang sebenarnya mendapatkan pendanaan besar selama satu tahun terakhir. Sayangnya mereka saat ini berjuang untuk bertumbuh.

Melansir NBC News, unicorn zombie adalah startup yang sangat dihargai namun goyah. Kemungkinan perusahaan tersebut membutuhkan investor baru untuk menyelamatkannya.

Namun startup yang mengalami fase ini diyakini tak akan tutup. Sebab bisnis yang dijalankan, menurut pendiri 137 Venture merupakan bisnis nyata.

"Perusahaan zombie ini tidak akan tutup, karena mereka adalah bisnis nyata dan mungkin mereka mendapatkan waktu ekstra untuk memikirkan beberapa hal," jelasnya, dikutip dari laman Axios, Selasa (10/5/2022).

"Namun mereka tidak akan berarti apapun untuk banyak investor (pada tahap selanjutnya), setidaknya hingga orang-orang ekuitas swasta muncul".

Axios menuliskan bagi perusahaan zombie ada tantangan besar yang harus dilakukan. Yakni menjaga moral pada karyawan, saat mereka terbiasa dengan peningkatan nilai ekuitas.

Opsi saham juga bukan lagi jadi pilihan pada saat sedang melakukan perekrutan talenta baru. Selain itu perusahaan-perusahaan juga harus melewati gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Axios mencatat ini akan terjadi khususnya jika tim manajemen berdasarkan perekrutan tahun 2021. Dengan asumsi VC 2022 meningkat dengan penilaian yang lebih tinggi.

Gelombang PHK memang telah menghantam sejumlah perusahaan yang sedang mengumpulkan uang untuk mencapai penilaian unicorn dalam 18 bulan terakhir. Misalnya saja perusahan klip video selebriti Cameo, aplikasi perdagangan pasar saham Robinhood, pembelian dan penjual merek pihak ketiga di Amazon bernama Thrasio, dan juga kelompok kerja Workrise.

Robinhood misalnya merumahkan 300 karyawannya pada akhir April. Cameo juga PHK 87 karyawannya, berselang satu tahun setelah mengantongi gelar unicorn. Thrasio melakukan PHK pada 20% pegawainya.

Robinhood dan Cameo beralasan karena ketidakmampuan untuk mengikuti akselerasi awal pandemi. Di Cameo, PHK dilakukan hampir di semua lini organisasi, termasuk C-suite.

Bukan hanya itu, Netflix juga melakukan PHK pada sejumlah pegawainya. Keputusan itu berdampak pada staf editorial perusahaan, Tudum.

Padahal Tudum baru lima bulan diluncurkan. Tech Crunch mencatat sekitar 25% pegawai perusahaan akhirnya di-PHK. Namun Netflix menyebutkan Tudum tidak akan ditutup.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Istilah Unicorn Zombie di Silicon Valley, Ini Sebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular