
Indonesia Punya 4 Startup Unicorn Baru, Ini Daftarnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan perusahaan rintisan atau startup asal Indonesia yang berstatus unicorn kembali bertambah. Unicorn merupakan istilah yang diberikan kepada startup yang memiliki valuasi melampaui US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,3 triliun.
Menurut laporan dari perusahaan modal ventura Cento Ventures, selain Bukalapak dan Goto yang sudah lama mendapatkan predikat unikorn, ada Ajaib, Akulaku, Codapay dan Xendit. Mereka berada dalam daftar baru startup berstatus unicorn asal Indonesia.
"Kami percaya lebih komprehensif melihat kemampuan kawasan untuk menghasilkan nilai pemegang saham di ruang digital disediakan juga memperhitungkan pertumbuhan kelompok US$ 100M+," tulis Cento dalam laporannya.
Cento Ventures menempatkan Traveloka bukan sebagai unicorn asal Indonesia, karena perusahaan agen perjalanan online tersebut sudah beroperasi secara regional.
Sementara itu, untuk perusahaan di bawahnya dengan pendanaan di atas US$ 500 juta, ada Finaccel yang merupakan induk usaha Kredivo, Sociolla, Ula, Lumma, dan GudangAda. Enam perusahaan tersebut menemani Ruangguru yang valuasinya telah menembus US$ 500 juta dari beberapa tahun sebelumnya.
Di kategori kisaran valuasi US$ 250 juta hingga US$ 500 juta, ada tiga perusahaan baru. Pluang, Bibit, dan Shipper muncul menyertai Modalku, Pasarpolis, dan Halodoc yang sudah terlebih dahulu mencapai valuasi tersebut.
Dalam laporan tersebut, Indonesia bersaing dengan Singapura sebagai penerima investasi startup terbesar sepanjang 2021.
Menurut catatan, 42% dari modal diinvestasikan di startup Indonesia. Sementara gabungan startup Singapura menyumbang 34% dari total jumlah transaksi. Terlihat juga peningkatan investasi di Filipina dan Vietnam.
Di 2021, nilai investasi startup di Indonesia menghasilkan sekitar US$5.96 miliar atau sekitar Rp 85,8 triliun. Sementara Singapura mencatatkan US$ 4.83 miliar atau sekitar Rp 69,6 triliun.
Investasi melonjak di sebagian besar sektor pada tahun 2021. Namun yang paling menonjol datang dari sektor finansial, yang menyumbang sekitar70% dari total investasi yang ada.
Bahkan jumlahnya meningkat tajam hingga 195% year-on-year. Selain finansial, juga tercatat rekor investasi di sektor lain yaitu logistik, bisnis otomatisasi, kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, dan khususnya gim, yang tumbuh lebih dari 20X YoY.
Adapun total modal yang diinvestasikan di pasar Asia Tenggara mencapai US$ 14.2 miliar atau sekitar Rp 204 triliun. Sedangkan untuk jumlah, 2021 diakhiri dengan 942 transaksi.
"Ini adalah tonggak baru untuk wilayah dengan jumlah transaksi dan jumlah investasi," kata Cento.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Pendanaan Startup Indonesia Bulan April 2022