Dijegal Trump & Biden, Begini Kondisi Terbaru Huawei

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 29/03/2022 16:35 WIB
Foto: Huawei (REUTERS/Tyrone Siu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Huawei melaporkan penurunan pendapatan tahunan pertamanya pada 2021. Namun di sisi lain, laba perusahaan juga melonjak mencapai 75,9% menjadi 113,7 miliar yuan (Rp 256,4 triliun).

"Meskipun terjadi penurunan pendapatan tahun 2021, kemampuan kami menghasilkan keuntungan dan menghasilkan arus kas meningkat, dan kami lebih mampu menghadapi ketidakpastian," kata Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (29/3/2022).

Pada tahun 2021, pendapatan Huawei mencapai 636,8 miliar yuan (Rp 1.436 triliun). Jumlah itu mengalami penurunan 28,5% dari tahun ke tahun.


CNBC Internasional mencatat ini adalah penurunan pendapatan tahunan pertama berdasarkan laporan yang tersedia untuk umum sejak 2002 lalu.

Meng Wanzhou menjelaskan alasan utama penurunan ini. Yakni mulai dari sanksi AS, tantangan kontinuitas pasokan serta permintaan 5G melambat di China.

Saat pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah pimpinan Donald Trump, dimasukkan ke dalam daftar hitam negara itu. Daftar entitas itu membatasi perusahaan-perusahaan AS mengekspor komponen serta software utama ke perusahaan tersebut.

Washington juga telah memotong akses Huawei ke chip kelas atas yang diperlukan untuk smartphone dan perangkat keras lain. Akibat kebijakan itu berdampak pada pangsa pasar smartphone Huawei.

Peralatan telekomunikasi untuk 5G juga tidak digunakan negara lain, akibat AS menyebut Huawei sebagai ancaman keamanan nasional.

Divisi Konsumen Huawei, yang menjual smartphone dan produk lainnya memiliki pendapatan 243,4 miliar yuan (Rp 548,9 triliun) atau turun 50% yoy tahun lalu. Bisnis operator turun 7% tahun lalu menjadi 281,5 miliar yuan (Rp 634,7 triliun).

Satu titik terang adalah unit bisnis termasuk cloud computing. Untuk melawan sanksi AS, perusahaan berinvestasi di bidang termasuk pada industri otomotif dan memperkerjakan lebih banyak ilmuwan untuk mengembangkan teknologi.

Huawei menghabiskan 142,7 miliar yuan (Rp 321,7 triliun) untuk penelitian dan pengembangan tahun lalu. Ini bertambah sedikit dari tahun lalu sebesar 141,9 miliar yuan (Rp 320 triliun).


(npb/npb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center