Inti Bumi di Bawah Laut RI Miring, Apa Dampaknya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian menemukan jika inti Bumi di bawah laut Indonesia miring. Tepatnya ini terjadi di bagian Laut Banda.
The Independent melaporkan beberapa waktu lalu jika hal tersebut terjadi karena inti Bumi di Indonesia kehilangan panas lebih cepat daripada wilayah lain.
Ternyata hal yang sama ternyata juga terjadi di negara Brasil. Oleh karena itu pendinginan terjadi lebih cepat, akibat kristalisasi besi penyusun inti, dikutip Jumat (18/3/2022).
Temuan ini diungkap oleh seismolog University of California di Berkeley. Saat itu mereka sedang mempelajari gelombang seismik, yaitu getaran bawah tanah yang dihasilkan oleh gempa Bumi. Gelombang tersebut ternyata melewati inti besi padat Bumi.
Hal ini ternyata telah terjadi sejak lama, tepatnya 500 tahun lalu. Namun belum diketahui alasan proses pendinginan terjadi cepat di Indonesia.
"Satu-satunya cara kami dapat jelaskan adalah sisi satunya tumbuh lebih cepat disbanding yang lain," kata penulis utama studi Daniel Frost, seismolog di University of California, Berkeley.
Inti Bumi Indonesia yang kehilangan panas lebih cepat tersebut membuat ilmuwan memiliki kesimpulan baru. Yakni soal kristalisasi besi lebih condong di wilayah barat (Laut Banda) dibandingkan dengan timur (Brasil).
Menurut para peneliti, terdapat pertumbuhan asimetris 60% lebih tinggi ke arah barat. Mereka juga meyakini hal itu bukan berarti ada catatan atau risiko lain yang membuatnya tidak seimbang.
Namun masih ada misteri lain yang harus dipecahkan. "Pertanyaannya adalah, apakah ini mengubah kekuatan medan magnet?" ujar Frost.
Sebagai informasi medan magnet Bumi merupakan medan geomagnetic yang menjangkau dari bagian dalam Bumi hingga ke batas medan magnet bertemu dengan radiasi Matahari.
Sederhananya, medan magnet Bumi memantulkan sebagian besar angin Matahari. Ini adalah arus partikel bermuatan dari Matahari yang bisa mengurai di lapisan atmosfer Bumi.
Medan magnet Bumi juga digunakan untuk beberapa hal. Seperti kompas yang digunakan manusia dan hewan bermigrasi.
(npb/npb)