Alert! Badai Matahari Hantam Bumi Pekan Ini, Dampaknya?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
15 March 2022 17:00
This illustration from NASA shows the Parker Solar Probe spacecraft approaching the sun. Launched in August 2018, the spacecraft will get a gravity assist Wednesday, Oct. 3, 2018, as it passes within 1,500 miles of Venus. The flyby is the first of seven that will draw Parker ever closer to the sun. (Steve Gribben/Johns Hopkins APL/NASA via AP)
Foto: Ilustrasi dari NASA menunjukkan pesawat ruang angkasa Parker Solar Probe mendekati matahari. (Steve Gribben/Johns Hopkins APL/NASA via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Bumi diberi peringatan bahwa akan terjadi badai geomagnetik ringan dan sedang atau badai Matahari selama beberapa hari ke depan.

Peringatan tersebut dirilis oleh Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) dan Meteorologi Inggris atau British Met Office.

Namun demikian, badan tersebut menyatakan tidak perlu khawatir karena badai tidak akan menyebabkan kerusakan di Bumi, demikian dikutip CNBC Indonesia dari Science Alert, Selasa (15/3/2022).

Sebab menurut mereka, Bumi sebenarnya sudah lebih dulu dilanda badai geomagnetik ringan dan sedang selama beberapa hari terakhir.

Badai yang terjadi masuk dalam kategori G1 dan G2 pada skala badai matahari lima tingkat, dimana G5 menjadi yang paling ekstrem.

Dampak badai ini kemungkinan akan mempengaruhi beberapa sinyal radio frekuensi tinggi di lintang tinggi. Untuk itu tindakan korektif perlu disiapkan bagi satelit karena pergeseran lokasi.

Kemungkinan lain juga akan ada, dimana fluktuasi jaringan listrik dan beberapa gangguan pada aktivitas hewan yang bermigrasi.

Warga Bumi juga dapat melihat peningkatan aurora borealis dan aurora australis.

"Ada kemungkinan peningkatan pada aurora oval pada waktu-waktu selama 13 dan 14 Maret sebagai akibat dari dua Coronal Mass Ejections (CME) dan aliran kecepatan tinggi lubang koronal yang tiba di Bumi," kata British Met Office.

Pertunjukan cahaya ini dapat dilihat pada garis lintang 55 derajat, di setiap kutub.

Badai matahari sendiri adalah cuaca luar angkasa yang cukup normal, terjadi setiap kali Matahari tumbuh lebih aktif.

Akibatnya, CME dan angin matahari menyebabkan gangguan pada medan magnet bumi dan atmosfer bagian atas. Dan saat ini, keduanya sedang terjadi.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Badai Matahari Besar Meluncur ke Bumi, Ini Dampak Ngerinya...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular