
Setop Jual iPhone di Rusia, Apple 'Rugi' Rp 20,6 T Setahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple kemungkinan akan kehilangan pendapatan sebesar US$3 juta atau setara Rp 42,9 miliar sehari atau sekitar US$1,44 miliar (Rp 20,59 triliun) setahun dampak dari menarik diri dari Rusia setelah negara itu menyerang Ukraina.
Ini merupakan prediksi dari portal online berbasis di Lutuania bernama Burga. Perhitungan ini berdasarkan pangsa pasar Apple di Rusia dan pendapatan perusahaan dari penjualan pada 2021.
"Keluarnya Apple dari Rusia menempatkan hubungan yang sulit antara kedua entitas. Khususnya, Rusia di masa lalu telah memberlakukan kebijakan yang mewajibkan membuka kantor di negara itu untuk menawarkan layanan online di sana," kata laporan itu, seperti dikutip dari Business Standard, Kamis (10/3/2022).
Data yang disajikan oleh Burga menunjukkan bahwa berdasarkan vendor, Apple menyumbang 15 persen dari penjualan smartphone Rusia atau berada peringkat ketiga dalam pasar smartphone Rusia..
Samsung Korea Selatan menempati posisi teratas dengan 34 persen diikuti oleh Xiaomi di tempat ketiga dengan 26 persen. Realme memiliki pangsa 8 persen, diikuti oleh Poco 3 persen, sementara merek lain yang lebih kecil menyumbang 14 persen, menurut laporan Burga. Pada tahun 2021, penjualan smartphone Rusia mencapai 730 miliar rubel (US$7,6 miliar).
Pendapatan Apple yang hilang mungkin lebih tinggi mengingat pendapatan penjualan smartphone Rusia secara umum terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2020, pendapatan Apple mencapai US$5,93 miliar, sedangkan pada 2019, angkanya mencapai US$5,2 miliar. Secara keseluruhan, antara 2014 dan 2021, angkanya melonjak hampir 200 persen.
Setelah keputusan Apple di Rusia, langkah itu memberi tekanan pada merek lain seperti Samsung yang juga menghentikan pengiriman produk ke negara itu.
"Akibatnya, keluarnya kedua produsen mungkin menjadi jalan bagi vendor smartphone China yang kemungkinan akan tetap bertahan. Namun, perusahaan tersebut mungkin akan terkena dampak sanksi lanjutan yang dapat melarang perusahaan menggunakan teknologi AS menjual barangnya di Rusia," tulis laporan itu.
(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2021, Kinerja Apple Tumbuh Double Digit