260 Ribu Hacker Bela Ukraina, Siap Serang Balik Rusia?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ajakan Menteri Digital Ukraina Mykhailo Fedorov kepada hacker dunia untuk membentuk "Tentara TI" untuk membantu melawan serangan militer Rusia dapat respons positif.
Livia Tibirna, analis di perusahaan keamanan siber Sekoia, mengatakan 260 ribu sukarelawan bergabung dengan 'Tentara TI' peretas. Ada sejumlah daftar target potensial dari kelompok tersebut, mulai dari perusahaan dan institusi di Rusia, dikutip AFP, Jumat (4/3/2022).
The Star menuliskan tindakan yang dilaporkan hingga saat ini terbatas pada serangan denial of service atau DoS. Yakni sejumlah permintaan dikirim ke sebuah situs secara terkoordinasi agar website tersebut tak bisa akses. Selain itu laman situs yang dirusak juga telah terjadi.
Para tentara dunia maya itu juga bisa meminta para hacker untuk mengindentifikasi situs Rusia tertentu dan informasinya dikirimkan ke spesialis. Clement Domingo, pendiri grup Hacker Without Borders, mengatakan mereka dikatakan mampu melakukan tindakan instruktif yang lebih canggih seperti pencurian atau penghancuran data.
Namun dia dan pakar lain menyarankan para peretas untuk tidak ikut aktivitas tersebut. Sebab terlalu banyak risiko untuk bergabung dengan gerakan ini.
"Ada risiko hukum misalnya," kata peneliti keamanan siber, Swithack. Serangan situs web dan menembus server disebut sebagai kejahatan.
Selain itu serangan balik juga menjadi salah satu risiko para peretas ikut aktivitas ini, kata Domingo.
Peneliti di Sekoia, Felix Aime mengatakan peretas yang tidak berpengalaman bisa menemukan diri mereka terjebak diantara penyusup dari grup lawan. Pada akhirnya bekerja sama dengan lawan tersebut.
Perang siber memang tidak terhindarkan sejak serangan Rusia ke Ukraina terjadi. Salah satu kelompok populer, Conti juga telah menyatakan dukungan pada Rusia saat ini.
[Gambas:Video CNBC]
Hacker Anonymous Dukung Ukraina Lawan Rusia, Hasilnya?
(npb/roy)