Jangan Kaget! Para Hacker Jadi 'Serdadu' Perang Ukraina-Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina juga diramaikan dengan perang di dunia siber di dua negara. Adu peretasan tak bisa terhindarkan di dua negara dalam beberapa waktu terakhir.
Bahkan beberapa kelompok hacker juga menyatakan siap menyerang musuh yang menantang negara yang dibelanya.
Misalnya saja geng hacker terkenal Conti, yang menyatakan dengan tegas mendukung Rusia. Kelompok itu juga siap menyerang infrastruktur penting yang meluncurkan serangan siber pada Rusia, dikutip dari The Verge.
Namun dukungan itu berbalik menyerang Conti. Sebab tak berselang lama chat obrolan kelompok tersebut terbongkar dan kabarnya dilakukan oleh penelitian keamanan Ukraina.
"Ini adalah warga negara Ukraina, peneliti keamanan siber yang melakukan ini sebagai bagian dari perang melawan penjahat siber yang mendukung invasi Rusia," kata pendiri perusahaan keamanan siber kelahiran Ukraina Hold Security, Alex Holden.
Log obrolan itu berisi dari alamat Bitcoin tempat pembayaran hingga infrastruktur teknis kelompok itu. Selain juga membuka hubungan Conti dengan intelijen Rusia.
Sementara itu pada minggu lalu sejumlah website penting di Ukraina kena serangan hacker pada minggu lalu. Serangan DDoS membuat situs web pemerintah ditutup. Rusia dilaporkan berada di balik peretasan itu, namun mereka membantah tudingan tersebut.
Ukraina
Kelompok Anonymous dilaporkan mengajak para hacker seluruh dunia untuk menargetkan Rusia. CNBC Internasional mengutip pernyataan akun yang mengaku sebagai Anonymous, menyatakan bertanggung jawab serangan pada situs web milik Raksasa minyak Rusia Gazprom, kantor berita RT dan beberapa lembaga pemerintah Rusia serta Belarusia.
Penyedia layanan internet Rusia juga diganggu oleh kelompok itu. Selain itu juga membocorkan dokumen serta email dari produsen senjata Belarusia Tetraedr dan menonaktifkan pasokan gas oleh Tvingo Telecom.
Minggu lalu pejabat Kementerian Pertahanan Ukraina dilaporkan mendekati pengusaha dan pakar keamanan siber asal negara itu, Yegor Aushev. Dia diminta membantu mengatur unit peretas melawan Rusia.
"Segala sesuatu yang mungkin menghentikan perang. Tujuannya adalah membuat tidak mungkin membawa senjata-senjata itu ke negara kita," kata Yegor Aushev, dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan kelompoknya elah merusak lusinan situs pemerintahan dan bank Rusia. Terkadang juga mengganti konten dengan gambar kekerasan dari perang. Namun Aushev menolak memberikan contoh sebab akan memudahkan pelacakan bagi Rusia.
Atase pertahanan Ukraina di Washington menolak mengomentari kelompok Aushev atau hubungannya terkait kementerian pertahanan.
Aushev mengatakan kelompoknya sejauh ini berkembang menjadi 1.000 sukarelawan Ukraina dan asing. Kelompok itu juga telah berkoordinasi dengan organisasi hacktivist asing untuk menyerang sistem kereta api.
Setelah adanya berita pembentukan tim Aushev, Belarusia Cyber Partisans secara sukarela menyerang Kereta Api Belarusia. Tim peretasan yang berfokus di wilayah itu mengatakan transportasi tersebut digunakan untuk mengangkut tentara Rusia.
Bloomberg melaporkan kelompok itu menonaktifkan lalu lintas kereta api dan situs tiketnya juga tumbang. Juru bicara Cyber Partisan mengonfirmasi melakukan serangan itu dan telah bekerja dengan kelompok Aushev.
Reuters juga melaporkan belum bisa mengonfirmasi serangan tersebut. Situs web reservasi masih tidak bisa diakses hingga Selasa sore waktu setempat.
[Gambas:Video CNBC]
Tak Cuma Rusia, Ukraina Dihantui Serangan Hacker
(npb/roy)