RI Mau Longgarkan Pembatasan Pandemi Covid? Ini Syaratnya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
01 March 2022 18:30
Ilustrasi gerakan masker nasional di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi gerakan masker nasional di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara di dunia seperti Inggris, Swedia, dan Norwegia mulai melonggarkan pembatasan akibat pandemi. Kenapa Indonesia belum melakukan hal yang sama?

Juru Bicara Pemerintah untuk Penangan Covid-19, Wiku Adisasmito menjelaskan ada tiga hal pertimbangan utama dari negara-negara tersebut untuk melakukan pelonggaran pembatasan. Mulai dari kasus kematian yang rendah, cakupan vaksinasi dosis lengkap tinggi, serta kesiapan pelayanan fasilitas kesehatan.

"Kasus positif yang sebelumnya melonjak tajam, sekarang jauh mengalami penurunan. Meskipun kasus positif meningkat tajam, angka kematian masih jauh lebih rendah dari sebelumnya," kata Wiku, dalam keterangan pers, Selasa (1/3/2022).

Dia mengatakan angka kematian bervariasi tiap negara. Salah satu contohnya Norwegia yang mengalami peningkatan angka kematian lebih tinggi dari gelombang sebelumnya.

Selain soal angka kasus, vaksinasi dosis lengkap harus lebih dari 70% populasi. Terakhir ada jaminan ketersediaan pelayanan fasilitas kesehatan.

"Ketiga hal itu, Indonesia bisa berkaca sudah sejauh mana kita telah siap transisi menuju pelaksanaan kegiatan masyarakat yang aman Covid-19," jelasnya.

Wiku menjelaskan dari segi kondisi kasus memang mengalami penurunan setelah meningkat tajam. Bahkan telah melewati puncak kasus gelombang 2 pertengahan tahun lalu. Sayangnya, tren kematian belum mengalami penurunan seperti yang terjadi pada tambahan kasus Covid-19.

Selain itu tingkat keterisian tempat tidur masih lebih rendah dibandingkan gelombang sebelumnya. Data per 28 Februari, bed occupancy rate (BOR) nasional adalah 34,92%.

"Cakupan vaksinasi dosis lengkap hampir 70% dari sasaran vaksinasi yang ditetapkan Kemenkes. Angka ini tergolong tinggi. Namun mengingat adanya telaah kekebalan komunitas yang dilakukan, masih terus meningkatkan cakupan booster. Sebab kekebalan komunitas tetap tinggi, meskipun cakupan vaksinasi memadai," ujar Wiku.


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid RI Melandai, Pak Jokowi Disarankan Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular