Ini Pesawat Terbesar Dunia Milik Ukraina yang Ditembak Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pesawat terbesar di dunia, Antonov AN-225, telah dihancurkan selama invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara dunia penerbangan, pasalnya pesawat itu menjadi yang terbesar di dunia.
Pesawat bernama "Mriya" atau "mimpi" itu diparkir di lapangan terbang dekat Kyiv ketika diserang oleh pasukan Rusia, kata pihak berwenang Ukraina. Mereka menambahkan bahwa akan membangun kembali pesawat itu, demikian dikutip dari CNN Internasional, Senin (28/2/2022)
"Rusia mungkin telah menghancurkan 'Mriya' kita. Tapi mereka tidak akan pernah bisa menghancurkan impian kita tentang negara Eropa yang kuat, bebas dan demokratis. Kita akan menang!" tulis Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
Antonov AN-225 dirancang untuk mengirim bantuan pengangkutan udara selama krisis di negara lain. Setelah gempa bumi Haiti 2010 pesawat tersebut mengirimkan pasokan bantuan ke negara tetangga Republik Dominika.
Selama masa-masa awal pandemi Covid-19, digunakan untuk mengangkut pasokan medis ke daerah-daerah yang terkena dampak.
Popularitasnya di dunia penerbangan membuatnya sering menarik banyak orang ke mana pun ia pergi, terutama ketika ia tampil sebagai bintang di pertunjukan udara.
Konstruksi pesawat ini dimulai pada pesawat kedua, namun tidak pernah selesai. Kisah Antonov AN-225 dimulai kembali pada tahun 1960 dan 70-an ketika Uni Soviet terdesak dalam perlombaan ke luar angkasa dengan Amerika Serikat.
Pada akhir tahun 1970-an, muncul kebutuhan untuk mengangkut muatan besar dan berat dari tempat perakitan mereka ke Baikonur Cosmodrome, pelabuhan antariksa yang luas di gurun pasir Kazakhstan yang merupakan landasan peluncuran untuk perjalanan ruang angkasa perintis Yuri Gagarin pada 1961.
Kargo yang dimaksud adalah pesawat ruang angkasa Buran, jawaban Uni Soviet untuk Pesawat Ulang-alik NASA. Karena pada saat itu tidak ada pesawat yang mampu mengangkutnya, perusahaan Antonov diperintahkan untuk mengembangkannya.
Pesawat tersebut adalah Antonov AN-225, yang dirancang oleh para insinyur Soviet di hari-hari terakhir Perang Dingin. Karena ukurannya, pilot yang mengendarai membutuhkan pelatihan khusus untuk mengatasi tantangan manuver AN-225.
Salah satu keunikan pesawat adalah kemampuannya untuk melakukan apa yang disebut "tarian gajah," sebuah istilah yang digunakan dalam penerbangan ketika roda hidung "berlutut" untuk membuat pemuatan kargo lebih mudah.
(roy/roy)