Telegram Mau Dibatasi di Ukraina, Ada Apa Pavel Durov?

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 28/02/2022 12:00 WIB
Foto: Bos Telegram Pavel Durov (Instagram/Durov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri Telegram Pavel Durov sedang mempertimbangkan untuk membatasi penggunaan aplikasi perpesanan tersebut di Ukraina.

Pembatasan penggunaan itu masih dipertimbangkan akan sebagian atau seluruhnya di beberapa saluran jika situasi Ukraina meningkat. Durov mengatakan dalam sebuah posting bahwa saluran Telegram semakin menjadi sumber informasi yang tidak terverifikasi.

Dia tidak ingin Telegram digunakan sebagai alat yang dapat memperburuk konflik, demikian dikutip Reuters, Senin (28/2/2022)


Sebelumnya dikabarkan Wakil Perdana Menteri Mykhailo Fedorov membentuk tentara siber atau IT army.

"Kami sedang menciptakan pasukan IT," tulis Wakil Perdana Menteri Mykhailo Fedorov dalam Telegram. "Akan ada tugas untuk semua orang. Kami terus berjuang di front cyber. Tugas pertama ada di saluran untuk spesialis cyber," sambungnya.

Tweet tersebut ditautkan ke saluran di aplikasi perpesanan Telegram yang menerbitkan daftar situs web Rusia terkemuka.

Diketahui dari saluran Telegram, tentara siber ini akan menyerang 31 situs bisnis besar milik Rusia yang akan melumpuhkan perekonomian mereka.

Tak hanya bisnis, terdapat juga situs organisasi negara termasuk raksasa energi Gazprom, produsen minyak terbesar kedua Rusia Lukoil, tiga bank dan beberapa situs web pemerintah.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Siap-Siap! Komdigi Berantas ISP Ilegal - Lelang Frekuensi 5G