
Ini Alasan Kenapa Covid Berbahaya Bagi Anda Pemilik Komorbid

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa kelompok masyarakat kerap disebut sangat berisiko jika terinfeksi Covid-19. Bukan hanya pada lansia atau yang belum divaksin, namun virus tersebut juga berbahaya bagi mereka dengan komorbid.
Kelompok masyarakat yang mempunyai komorbid ini juga menjadi perhatian khusus saat varian omicron menyebar di Indonesia.
"Kita tetap harus berhati-hati. Omicron bisa berbahaya pada lanjut usia (lansia) termasuk orang dengan komorbid (penyakit penyerta), orang yang belum divaksin, dan anak-anak," kata Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Abdul Kadir dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Lansia dengan beberapa penyakit komorbid seperti hipertensi, juga diminta Abdul Kadir untuk tetap beraktivitas di rumah sementara. Menurut jika terinfeksi omicron, maka dapat menyebabkan gejala berat, kritis, bahkan kematian.
Para masyarakat yang masuk ke kelompok berisiko itu juga sempat jadi sorotan khusus Koordinator PPKM di Jawa & Bali Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu.
Dalam keterangan pers Ratas Evaluasi PPKM pada 7 Februari 2022 lalu, Luhut mengatakan kebijakan pengetatan yang dilakukan pemerintah diarahkan pada kelompok rentan, lansia dan komorbid, serta masyarakat yang belum divaksin. Menurutnya cara ini berbeda dengan saat varian Delta menyebar masif di Indonesia pertengahan tahun lalu.
"Pemerintah akan mengambil kebijakan pengetatan lebih terarah bagi kelompok rentan, lansia dan komorbid, dan yang belum divaksin. Jadi, pengetatan PPKM akan berbeda dengan Delta, karena Omicron ini lebih menyasar kelompok rentan," jelas Luhut.
Saat itu, dia mengatakan dari 356 pasien yang meninggal sejak omicron menyebar di awal Januari 2022, 42% diantaranya adalah masyarakat yang memiliki komorbid.
"Komorbid yang punya hipertensi, diabetes, dan komplikasi perlu dapat perhatian. Yang belum divaksin cepat-cepat vaksin," kata Luhut kala itu.
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wajib Tahu! Ini Tanda-tanda Anda Terinfeksi Omicron