China Mengaku Pakai Kandungan Berbeda untuk Vaksin Booster
Jakarta, CNBC Indonesia - China mengaku memberikan vaksin dosis booster Covid19 menggunakan kandungan yang berbeda dari suntikan sebelumnya.
Hal itu dilakukan dalam upaya meningkatkan strategi vaksinasi di tengah kekhawatiran bahwa vaksin yang sudah ada tak mempan melawan varian Omicron.
Para ahli mengamati apakah kombinasi dosis China akan menghasilkan efektivitas yang lebih tinggi.
Orang dewasa yang disuntik dengan vaksin yang dikembangkan oleh Sinopharm atau Sinovac setidaknya enam bulan sebelumnya sekarang dapat menerima dosis booster mereka dengan vaksin menggunakan kandungan yang berbeda.
Vaksin tersebut merupakan produksi CanSino Biologics (CanSinoBIO) atau unit Produk Biologi Chongqing Zhifei, pejabat Komisi Kesehatan Nasional Wu Liangyou mengatakan baru-baru ini, dilansir dari Reuters, Selasa (22/2/2022).
Produk dari Sinopharm dan Sinovac yang disetujui di China adalah vaksin tidak aktif yang mengandung virus corona yang tidak aktif atau "terbunuh". Sedangkan CanSinoBIO menggunakan virus flu manusia yang dimodifikasi untuk mengangkut materi genetik dari protein virus corona.
Liangyou dalam sebuah keterangan persnya mengatakan data menunjukkan dosis booster baik menggunakan kandungan yang sama atau berbeda dengan vaksinasi primer bisa mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
Sebuah sampel kecil penelitian di Hong Kong menunjukkan bahwa suntikan CoronaVac Sinovac yang ditingkatkan dengan dosis ketiga sekitar dua hingga lima bulan setelah yang kedua, gagal menghasilkan respons antibodi penetral terhadap Omicron di sebagian besar penerima.
Respon antibodi yang dipicu oleh booster Sinovac juga lebih lemah terhadap Delta daripada booster CanSinoBIO dalam uji klinis.
(roy/roy)