Benarkah Tahan Napas 10 Detik Bisa Jadi Cara Deteksi Covid?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 22/02/2022 09:45 WIB
Foto: Zona merah di Kelurahan Kerukut, Tamansari, Jakarta, Senin (10/1/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran Covid-19 di Indonesia juga diikuti dengan munculnya banyak informasi salah di tengah masyarakat. Salah satunya informasi yang terkait dapat mendeteksi Covid-19 dengan menahan napas selama 10 detik.

Informasi ini ternyata beredar di media sosial Facebook. Dituliskan jika ada cara yang mudah untuk bisa mengenali infeksi virus corona tanpa kunjungan dokter atau pemeriksaan laboratorium, dan butuh waktu 30 detik saja.

Di dalam unggahan itu, diminta mengambil napas dan menahannya selama lebih dari 10 detik. Apabila saat mengeluarkan napas pelan tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah dan tanpa kaku di dada berarti tidak ada fibrosis di paru-paru.


Jadi Anda dinyatakan tidak memiliki virus apapun di dalam paru-paru. Selain itu juga diminta meminum setengah gelas air hangat, setiap 30 menit sekalian.

"Jadi seandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !" tulis postingan itu.

Namun laman Satgas Covid-19 melabeli informasi tersebut tidak benar dan tidak berdasar. Postingan masuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan, dikutip Selasa (22/2/2022).

Masyarakat diminta melakukan tes PCR di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) yang diakreditasi oleh WHO. Hasil tes disebut akurat dan terpercaya dan bisa diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sampel diterima.

Laman tersebut, mengutip Ron Eccles seorang ahli penyakit pernapasan di Cardiff University mengatakan tidak ada bukti minuman panas bisa memberikan perlindungan untuk melawan infeksi virus.

Untuk membunuh virus corona penyebab SARS membutuhkan suhu 56 derajat celcius atau lebih. Namun itu cukup panas, hingga bisa membuat kulit manusia melepuh dan menyebabkan luka.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center