Setelah Matahari Buatan, China Kembangkan Bulan Buatan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Jumat, 18/02/2022 17:50 WIB
Foto: Butiran sekrup terletak di lantai yang dihiasi dengan gambar permukaan bulan jelang pameran Hari Antariksa Tiongkok 2019, di Changsha, provinsi Hunan, Cina, 22 April 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menghebohkan dunia dengan pengembangan Matahari Buatan, China mulai mengincar inovasi lain. Negara itu mengembangkan Bulan Buatan, untuk meniru kondisi dan lingkungan di sana.

Bulan Buatan itu bertujuan untuk para ilmuwan dapat menguji teknologi baru dan misi antariksa masa depan, dikutip India Today, Jumat (18/2/2022).

Fasilitas itu berada di kota Xuzhou bagian timur, provinsi Jiangsu. Di sana akan mereplikasi lingkungan gravitasi rendah selama yang diinginkan.


Dengan cara ini, China tidak perlu lagi terlalu bergantung dengan pesawat tanpa gravitasi untuk melatih astronot. Selain juga lingkungan yang disiapkan untuk menguji penemu dan teknologi baru.

"Meskipun gravitasi rendah bisa dicapai di pesawat atau drop tower, itu hanya sesaat," kata pemimpin pengembangan dari Universitas Pertambangan dan Teknologi China, Li Ruilin kepada South China Morning Post.

Dia juga menambahkan pada simulatornya, efek tersebut bisa bertahan selama yang diinginkan. Sebagai informasi gravitasi Bulan tidak sepenuhnya 0, namun seperenam lebih kuat dari gravitas Bumi karena medan magnet.

Bulan buatan itu memiliki diameter 2 kaki atau 60,9 cm. Permukaannya terbuat dari batu dan debu ringan seperti di Bulan.

"Beberapa eksperimen seperti uji tumbuk hanya membutuhkan beberapa detik, namun yang lain seperti pengujian rangkak butuh beberapa hari," jelas Li Ruilin.

Selain itu, dia mengatakan simulator Bulan dapat digunakan sebagai tempat pengujian apakah teknologi baru seperti 3D printing bisa digunakan untuk membangun struktur pada permukaan Bulan.

Program antariksa China memang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk misi ke Bulan yang telah masuk fase keempat dari program eksplorasi bulan.

Fase itu akan melihat pembangunan stasiun penelitian di Bulan. Eksplorasi Bulan lewat misi Chang'e 6, Chang'e 7 dan Chang'e 9 di masa depan, fasilitas memegang peran penting.

Pesawat luar angkasa Chang'e 7 akan diluncurkan menuju Kutub Selatan Bulan. Sementara Chang'e 6 akan mengembalikan sampel dari permukaan.

Pada 2030, Beijing berencana mendaratkan astronot ke Bulan. Ini karena melanjutkan pembangunan stasiun ruang angkasa di Orbit Rendah Bumi.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Saol Harga Murah, Begini Persaingan Pasar Smart TV RI