Simak, Ini Hasil Penelitian Terbaru Soal Vaksin mRNA China
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian terkait kandidat vaksin mRNA dari China untuk melawan Omicron telah dipublikasikan. Dilaporkan bahwa vaksin itu menghasilkan penurunan tajam dalam menetralkan aktivitas antibodi pada varian Omicron daripada melawan virus corona yang tidak bermutasi.
Namun dilaporkan, booster bisa menginduksi produksi antibodi dalam tes hewan, dikutip dari Reuters, Selasa (15/2/2022).
Sebagai informasi, vaksin ARCoV dikembangkan oleh Academy of Military Medical Sciences, Suzhou Abogen Biosciences dan Walvax Biotechnology. Saat ini vaksin sedang dilakukan pengujian klinis fase III secara internasional dan menjadi tahapan paling jauh dari vaksin mRNA produksi China.
Dalam studi laboratorium yang menganalisa sampel dari 11 orang yang divaksinasi, 8 diantaranya menunjukkan aktivitas netralisasi 'rendah namun bisa dideteksi' pada Omicron.
Tingkat antibodi penetral terhadap Omicron berkurang 47 kali lipat dibandingkan dengan tingkat pada 'tipe liar'. Ini adalah yang tidak mengandung mutasi besar, ungkap para peneliti.
Namun dalam uji coba pada hewan dengan menggunakan dosis ketiga dapat menginduksi produksi antibodi penetral terhadap Omicron dan strain tipe liar.
"Data kami yang disajikan di sini dengan jelas menunjukkan bahwa dosis ketiga ARCoV mungkin akan mengarah pada peningkatan tajam dalam antibodi netralisasi tidak hanya pada WT (tipe liar) SARS-CoV-2 namun juga varian Omicron," jelas penelitian tersebut.
Para peneliti mengatakan melakukan tes pada hewan dengan dua kandidat vaksin mRNA baru yang menargetkan mRNA. Hasilnya menunjukkan tingkat antibodi yang diinduksi sebanding dengan yang ditimbulkan ARCoV.
(npb/wia)