Duh! Badai Matahari 9.200 Tahun Lalu Bikin Peneliti Khawatir

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Selasa, 15/02/2022 10:50 WIB
Foto: Ilustrasi dari NASA menunjukkan pesawat ruang angkasa Parker Solar Probe mendekati matahari. (Steve Gribben/Johns Hopkins APL/NASA via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Universitas Lund menemukan bukti adanya badai Matahari 9.200 tahun lalu. Temuan itu berasal dari analisis inti es dari Greenland dan Antartika.

Hasil temuan itu membuat bingung para peneliti, karena terjadi saat fase Matahari sedang dalam masa pasif.

"Kami telah mempelajari inti bor dari Greenland dan Antartika, serta menemukan jejak badai Matahari besar yang menghantam Bumi pada salah satu fase pasif Matahari sekitar 9.200 tahun lalu," kata peneliti geologi dari Universitas Lund, Raimund Muscheler, dikutip dari laman resmi Lund University, Selasa (15/2/2022).


Para peneliti menjelajahi inti bor untuk mencari puncak isotop radioaktif beryllium-10 dan klorin 36. Ini diproduksi oleh partikel kosmik berenergi tinggi yang mencapai Bumi dan bisa diawetkan dalam es dan sedimen.

Muscheler mengungkapkan dirinya sangat terkejut saat menemukan puncak tersebut. Sebab ini menunjukkan adanya badai Matahari di masa lalu terkait dengan aktivitas pusat tata surya yang rendah.

"Ini adalah pekerjaan analitis yang memakan waktu dan mahal. Oleh karena itu, kami sangat terkejut saat kami menemukan puncak seperti itu, yang menemukan badai Matahari raksasa yang sampai sekarang tidak diketahui terkait dengan aktivitas Matahari yang rendah," jelasnya.

Jika badai Matahari serupa terjadi saat ini, akan menimbulkan dampak yang menghancurkan. Salah satunya akan terjadi pemadaman listrik dan kerusakan radiasi pada satelit.

Selain itu juga akan menimbulkan bahaya untuk lalu lintas udara dan astronot. Dampak lainnya sistem komunikasi diramalkan akan runtuh akibat fenomena tersebut.

"Badai besar tersebut saat ini tidak cukup untuk dimasukkan dalam penilaian risiko. Sangat penting menganalisis apa arti peristiwa ini untuk teknologi sekarang dan bagaimana kita bisa melindungi diri sendiri," ungkapnya.


(npb/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center