Ditemukan Bitcoin Rp 51,7 Triliun yang telah Dicuri Hacker

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
09 February 2022 11:40
Representation of the Bitcoin virtual currency standing on the PC motherboard is seen in this illustration picture, February 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Peretasan bursa kripto tahun 2016 terungkap. Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) berhasil menyita Bitcoin lebih dari US$3,6 miliar atau Rp 51,7 triliun.

Nilai Bitcoin yang disita itu merupakan penyitaan kripto terbesar yang pernah dilakukan Departemen Kehakiman AS. Sementara saat dicuri dalam peretasan Bitfinex 2016 lalu, nilai Bitcoin yang dicuri sekitar US$4,5 miliar.

Departemen Kehakiman juga berhasil menangkap dua tersangka di kawasan Manhattan. Mereka diduga mencoba mencuci hasil penjualan dari tindakan tersebut, dikutip dari Barron, Rabu (9/2/2022).

Keduanya adalah Ilya Lichtenstein (34) dan istrinya Heather Morgan (31). Mereka dijadwalkan berada di pengadilan federal pada Selasa sore waktu setempat.

Dua tersangka itu diduga akan melakukan tindakan pencucian pada 119.754 Bitcoin yang dicuri setelah seorang peretas berhasil membobol sistem Bitfinex. Dia juga meluncurkan lebih dari 2.000 transaksi tidak sah.

Jaksa federal juga mengungkapkan transaksi terjadi dalam dompet digital yang dikendalikan oleh Lichtenstein. Dalam lima tahun terakhir, ada 25 ribu Bitcoin yang ditransfer dari sana melalui proses pencucian yang panjang dan rumit.

Dari aktivitas itu berakhir dengan sebagian dana yang dicuri disimpan dalam rekening yang juga dikendalikan oleh kedua tersangka. Sementara sisa 94 ribu Bitcoin masih ada di wallet untuk menerima dan menyimpan hasil ilegal peretasan.

Bitfinex telah buka suara soal penangkapan tersebut dan berterima kasih pada otoritas hukum atas pemulihan sebagian besar Bitcoin yang dicuri tersebut. "Kami teah bekerja sama dengan ekstensif dengan DoJ sejak penyelidikan dimulai," ungkap pihak Bitfinex.

Pencurian kripto memang semakin sering terjadi. Misalnya Chainalysis mencatat US$14 miliar dicuri pada tahun lalu terutama lewat DeFi atau Decentralized Finance.

Bursa Mt. Gox juga pernah kehilangan 850 ribu Bitcoin senilai US$450 juta beberapa waktu lalu. Baru 200 ribu Bitcoin yang akhirnya ditemukan.

Temuan Departemen Kehakiman atas kasus Bitfinex mungkin meningkatkan kepercayaan aset digital untuk investor institusi. "Ini akan mengubah penilaian risiko pihak lawan yang akan dimiliki banyak ekosistem," ungkap Stephane Ouelette yang merupakan CEO FRNT Dinancial, sebuah perusahaan deviratif kripto.

"Peretasan Bitfinex terjadi dalam waktu yang jauh lebih baru dan melihat begitu banyak pulih akan jadi pembukaan bagi banyak orang".


(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! Persediaan Bitcoin Makin Tipis, Tinggal Sisa Segini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular