Gejala Omicron Lebih Ringan dari Delta, Tapi Kenapa Mematikan

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
06 February 2022 12:00
A person is tested for COVID-19 in Johannesburg, South Africa, Saturday Nov. 26, 2021. As the world grapples with the emergence of the new variant of COVID-19, scientists in South Africa — where omicron was first identified — are scrambling to combat its spread across the country. (AP Photo/Jerome Delay)
Foto: AP/Jerome Delay

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah riset menunjukkan bahwa kasus infeksi Covid-19 varian Omicron menunjukkan gejala yang lebih ringan dibandingkan Delta. Kendati gejala lebih ringan, banyak yang menyebutkan bahwa varian Omicron lebih mematikan dibandingkan varian Delta. Benarkah?

Ternyata hal tersebut tidak benar. Para ahli mengungkap bahwa varian Delta tetap lebih mematikan daripada Omicron.

Varian Delta diketahui menimbulkan gejala yang lebih berat, seperti demam, batuk, sesak nafas, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, kehilangan indera penciuman (anosmia), sakit tenggorokan, muntah, diare, dan hidung tersumbat atau pilek. Di sisi lain, pasien Omicron umumnya mengalami gejala ringan seperti flu biasa. 

Meski demikian, ini bukan berarti varian Omicron tidak ganas. Indonesia sendiri sudah melaporkan dua kasus kematian pada pasien Omicron pada Januari 2022. Kedua pasien dilaporkan memiliki komorbid atau penyakit bawaan.

Omicron sendiri dilaporkan memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibanding Delta. 

Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rekor jumlah orang yang tertular Omicron telah membuat sistem kesehatan di banyak negara mengalami tekanan berat.

"Meskipun Omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan dengan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti harus dikategorikan sebagai ancaman ringan," kata Dr Tedros.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid Global Melonjak, Warga RI Harus Booster Kedua?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular