
Ini Penyebab Munculnya Varian dan Mutasi Baru Virus Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak dua tahun dimulainya pandemi, virus Covid-19 telah bermutasi. Banyak varian yang bermunculan.
Ini disebabkan sifat seluruh virus yang pasti akan bermutasi dari waktu ke waktu termasuk Sars-CoV-2. Corona misalnya memiliki mutasi mulai dari Alpha, Beta, dan Delta hingga terbaru Omicron, yang juga membuat peningkatan kasus positif.
Lucy van Dorp, pakar evolusi patogen di University College London, mengatakan sebagian besar mutasi adalah 'penumpang' dan akan punya dampak kecil. Namun virus yang bermutasi adalah cara untuk membantunya bertahan dan bereproduksi.
"Virus yang membawa mutasi dapat meningkat frekuensi karena seleksi alam, dengan pengaturan epidemiologi yang tepat," jelasnya, dikutip BBC, Jumat (28/1/2022).
Varian punya asal yang berbeda namun berbagi mutasi pada gen yang mengkode protein lonjakan. Ini yang digunakan untuk menempel dan memasuki sel manusia.
Para ilmuwan berpikir kenapa varian ini menjadi tampak lebih menular. "Varian virus Inggris dan Afrika Selatan punya perubahan pada gen lonjakan yang konsisten dengan kemungkinan mereka lebih menular," jelas Prof. Lawrence Young di University of Warwick.
Sementara itu, Dr Jeff Barrett yang merupakan direktur inisiatif genomik Covid-19 di Wellcome Sanger Institue di Hinxton Inggris, mengatakan seberapa cepat penyebarannya bergantung pada kombinasi yang dilakukan virus dan apa yang dilakukan.
"Dengan varian baru, situasi berubah lebih cepat karena pembatasan dilonggarkan dan diperketat dan ada sedikit ruang untuk kesalahan dalam mengendalikan penyebaran," kata Barrett.
"Namun kami tidak punya bukti jika varian baru bisa menghindari masker, social distancing atau intervensi lain. Kita hanya perlu menerapkannya lebih ketat".
Munculnya varian juga dikaitkan dengan keefektifan vaksin. Para peneliti juga terus berlomba memahami dampak vaksin berdasarkan para urutan protein lonjakan.
Namun menurut kebanyakan ahli, vaksin bisa tetap efektif. Setidaknya dalam jangka pendek penggunaannya.
Menurut Julian W Tang, ahli virus di University of Leicester, vaksin bisa dimodifikasi agar "lebih pas dan efektif melawan varian dalam beberapa bulan".
(npb/npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potensi Kenaikan Kasus Covid, Menkes Pantau Ketat 19 Kota
