
AS Larang Dua Obat Covid-19, Disebut Tak Ampuh Lawan Omicron

Jakarta, CNBC Indonesia - Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) baru saja mencabut dan melarang penggunaan dua obat antibodi Covid-19, Regeneron dan Eli Lilly. Keduanya dianggap tak bekerja untuk melawan varian Omicron.
Namun langkah tersebut nampaknya bisa berubah di masa depan. Sebab FDA mengatakan jika obat terbukti efektif pada varian, maka otoritas itu bisa melakukan otorisasi ulang penggunaannya, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (25/1/2022).
Keputusan itu telah diduga mengingat kedua pembuat obat mengatakan produk infus kurang mampu untuk melawan Omicron karena mutasinya.
FDA menjelaskan alasannya karena Omicron telah menyumbang 99% lebih pada infeksi di AS. Jadi sangat tidak mungkin antibodi bisa membantu orang yang mencari pengobatan.
Menurut otoritas obat tersebut pembatasan penggunaan juga bisa menghilangkan efek samping obat yang tidak perlu. Termasuk efek alergi setelah pemakaian obat.
Namun CNBC Internasional menuliskan kemungkinan tindakan FDA akan dapat penolakan dari sejumlah gubernur Partai Republik. Mereka diketahui masih terus mempromosikan obat-obatan yang bertentangan dengan saran ahli kesehatan.
Pemerintah AS sempat menghentikan distribusi kedua obat pada akhir Desember. Saat itu Omicron mulai menyebar untuk jadi varian dominan di seluruh negeri.
Namun akhirnya distribusi tetap dilanjutkan, setelah sejumlah gubernur Republik mengajukan keluhan. Salah satu yang protes adalah Ron DeSantis dari Florida menyebut obat bisa membantu beberapa pasien terinfeksi Omicron.
Sebelumnya, Regeneron dan Lilly mengatakan sedang mengembangkan antibodi baru untuk menargetkan Omicron. Langkah tersebut berselang beberapa hari setelah regulator memperluas penggunaan obat Remdesivir.
Untuk terapi memerangi Covid-19, AS punya banyak alternatif. Termasuk dua pil antivirus baru dari Pfizer dan Merck, yang sayangnya kekurangan pasokan.
Selain itu juga ada obat antibodi dari GlaxoSmithKline. Obat disebut efektif untuk Covid-19, namun juga terkendala pasokan yang tidak tersedia.
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkes: 400 Ribu Molnupiravir Bisa Dipakai 100 Ribu Warga RI
