Internasional

Kabar Buruk Pencinta Kripto, Siap-siap 'Digebuk' Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
21 January 2022 14:30
FILE - In this March 28, 2014 file photo, a Russian national flag flies on a hilltop near the city of Bakhchysarai, Crimea. The Group of Seven major industrialized countries on Thursday March 18, 2021, issued a strong condemnation of what it called Russia's ongoing “occupation” of the Crimean Peninsula, seven years after Moscow annexed it from Ukraine. (AP Photo/Pavel Golovkin, File)
Foto: AP/Pavel Golovkin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar buruk soal kripto datang dari Rusia. Negeri Presiden Vladimir Putin itu akan melarang penggunaan dan penambangan kripto.

Kripto dianggap mengancam stabilitas keuangan, kesejahteraan warga, dan kedaulatan kebijakan moneter. Ini merupakan pukulan terbaru setelah langkah serupa dilakukan sejumlah negara Asia dan Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, bank sentral Bank of Rusia, mengatakan permintaan spekulatif sangat menentukan pertumbuhan pesat cryptocurrency. Karakteristik yang dibawa juga seperti piramida keuangan.

Bank sentral memberikan peringatan potensi gelembung di pasar. Di mana kripto mengancam stabilitas keuangan dan warga negara.

"Larangan yang diusulkan termasuk pertukaran kripto," tegas Kepala Departemen Stabilitas Keuangan Bank Sentral Rusia, Elizaveta Danilova.

Bank sentral juga mengatakan akan bekerja sama dengan sejumlah negara seperti China untuk mengetahui informasi klien kripto Rusia. China lebih dulu melakukan larangan. 

Sementara itu, penambangan kripto dianggap menyebabkan masalah ke konsumsi energi. Bitcoin dan kripto lainnya ditambang dengan komputer canggih yang bersaing dengan komputer lain yang terhubung ke jaringan global untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks.

Rusia adalah negara pertambangan kripto terbesar ketiga di dunia. Di atasnya terdapat AS dan Kazakstan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Pemilik Tambang Bitcoin RI, Auto Kaya Raya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular