Riset Terbaru: Omicron Bisa 'Menipu' Tes Antigen

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
08 January 2022 10:15
Calon penumpang kereta api melakukan pengambilan sempel rapid test antigen di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (24/9/2021). PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerapkan tarif baru untuk layanan rapid test antigen di seluruh stasiun yang memiliki layanan antigen dari sebelumnya Rp 85.000 menjadi Rp 45.000 untuk setiap pemeriksaan. Tarif baru ini berlaku mulai hari ini 24 September 2021. Dengan berlakunya kebijakan tersebut juga diterapkan untuk area Daop 1 Jakarta. Adapun Stasiun yang memiliki layanan antigen seperti Gambir, Pasar Senen, Bekasi, Cikampek dan Karawang akan mulai menerapkan layanan Antigen dengan tarif 45 ribu mulai esok hari. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Swab Antigen Penumpang Kereta Api Jarak Jauh (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar Penyakit Menular di Amerika Serikat mengatakan, rapid tes antigen tidak bisa mendeteksi Covid-19 dengan ampuh. Sebab, tes antigen hanya dilakukan melalui hidung saja.

Untuk mendeteksi virus Omicron secara akurat, disarankan untuk melakukan swab tes yang juga mengambil sampel dari tenggorokan.

Dr. Michael Mina, mantan dari Harvard T.H. Chan School of Public Health yang saat ini menjabat sebagai Chief Science Officer di eMed mengatakan, Omicorn dapat ditularkan jika sudah masuk ke tenggorokan dan air liur penderitanya.

Sedangkan, untuk masuk ke hidung membutuhkan penelitian lebih jauh. Sehingga melakukan pengambilan sampel dari hidung sejak dini tidak akan mendeteksi virus Omicron.

Sebuah penelitian yang dirilis oleh medRxiv membuktikan bahwa orang yang terinfeksi Omicron akan lebih lama terdeteksi dengan menggunakan tes antigen dibandingkan tes PCR.

Sehingga, saat penderita Omicron dites menggunakan antigen hasilnya bisa saja negatif namum ternyata sudah atau masih memiliki virus tersebut ditubuhnya.

"Ketika orang dites negatif dengan antigen, mereka masih dapat memiliki viral load yang sangat menular dan menularkan ke orang lain," kata pemimpin studi Blythe Adamson dari Infectious Economics LLC, dikutip Reuters, Sabtu (8/1/2022).

Di media sosial, beberapa ahli juga menyarankan untuk melakukan tes antigen yang mengambil sampe ditenggorokan terlebih dahulu sebelum pengambilan sampe di hidung. Namun, banyak negara yang tes antigennya hanya mengambil sampel di hidung saja.

Namun, memang banyak pihak juga yang khawatir melakukan swab tenggorokan. Sebab, jika tidak dilakukan dengan benar maka bisa membahayakan pasien. Sehingga direkomendasikan untuk antigen tenggorokan dilakukan oleh tenaga profesional.

"CDC merekomendasikan agar usapan tenggorokan dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan yang terlatih," kata FDA.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini XBB.1.5, Subvarian Omicron yang Menyebar Cepat di AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular